Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mode dan Meditasi: Koleksi Abeey 'Prana' Angkat Filosofi Jawa di Panggung JF3 2025

        Mode dan Meditasi: Koleksi Abeey 'Prana' Angkat Filosofi Jawa di Panggung JF3 2025 Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Di tengah hingar-bingar Jakarta Fashion & Food Festival (JF3) 2025, desainer Ariy Arka memilih jalur sunyi yang reflektif. 

        Melalui jenama Abeey, ia memperkenalkan koleksi terbarunya bertajuk Prana, sebuah pendekatan mode yang berpijak pada filosofi Jawa dan spiritualitas dalam keseharian.

        Berbeda dari tren pasar yang serba cepat, Prana mengedepankan busana sebagai medium ketenangan dan kontemplasi. 

        “Prana ingin memperlihatkan sebuah koleksi pria modern nan lembut, sebagai media penyalur energi kehidupan,” ujar Ariy dalam penjelasan resminya, Sabtu (2/8/2025).

        Nama Prana sendiri diambil dari bahasa Sanskerta yang berarti energi hidup atau nafas alam semesta. Koleksi ini terinspirasi oleh simbol bunga Wijaya Kusuma, yang dalam budaya Jawa dianggap sakral karena hanya mekar di malam hari dan melambangkan restu ilahi serta kemenangan sejati.

        “Kembang Wijaya Kusuma hadir sebagai aksen sakral menyiratkan restu serta ketenangan batin,” lanjut Ariy. 

        Ia menekankan bahwa makna filosofis ini diterjemahkan dalam potongan busana yang longgar, asimetris, dan dibuat dari bahan-bahan breathable seperti linen dan washing jeans, dilengkapi bordir manual serta motif bunga.

        Dengan palet warna putih, biru tua, dan nude, Prana tampil seperti rangkaian afirmasi visual yang halus. Ariy menyebutnya sebagai “conscious wear” bukan sekadar pakaian, melainkan sarana untuk menghadirkan energi positif.

        “Busana ini adalah nafas. Ia adalah Prana yang mengalir. Ia adalah Wijaya Kusuma yang mekar di keheningan, gugur dalam restu, dan membawa kemenangan batin bagi siapa pun yang memakainya,” tuturnya.

        Peluncuran koleksi ini juga menjadi bagian dari tema besar JF3 tahun ini, Recrafted: A New Vision, yang mendorong desainer untuk mendefinisikan ulang warisan budaya sebagai kekuatan masa depan. 

        Dalam konteks ini, Prana menjadi representasi bagaimana tradisi tidak harus diam di museum, melainkan bisa hidup dan mengalir melalui busana yang dikenakan sehari-hari.

        Di tengah industri mode yang kerap kehilangan arah akibat tekanan pasar dan tren global, karya seperti Prana menjadi semacam pengingat, bahwa ketenangan bisa menjadi perlawanan, dan keheningan bisa menyuarakan kekuatan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: