Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Investasi Rp81 Triliun di Indonesia, AWS Harap Bisa Dongkrak PDB Indonesia

        Investasi Rp81 Triliun di Indonesia, AWS Harap Bisa Dongkrak PDB Indonesia Kredit Foto: Uswah Hasanah
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Amazon Web Services (AWS) mengumumkan investasi senilai US$5 miliar atau sekitar Rp81 triliun di Indonesia sebagai bagian dari strategi percepatan adopsi kecerdasan buatan (AI) dan transformasi digital nasional. Pernyataan ini disampaikan dalam forum AWS Summit 2025 yang digelar di Jakarta, Kamis (7/8/2025).

        Country Lead AWS Indonesia, Anthony Amni, mengatakan investasi tersebut mencakup pembangunan infrastruktur cloud dan pusat data di Indonesia. Ia menegaskan bahwa langkah ini tidak hanya bertujuan memperkuat layanan AWS, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi digital. “Investasi ini diproyeksikan dapat menyumbang hingga US$10,9 miliar terhadap PDB Indonesia,” ujarnya.

        Selain membangun infrastruktur, AWS fokus pada pengembangan sumber daya manusia. Hingga pertengahan 2025, AWS mengklaim telah melatih lebih dari satu juta talenta digital di Indonesia. Program pelatihan tersebut menjangkau pelajar SMK, mahasiswa, santri, hingga profesional. Anthony menekankan bahwa kesiapan SDM menjadi syarat utama agar teknologi AI dapat dimanfaatkan secara optimal.

        Baca Juga: Confluent Cloud Kini Hadir di AWS Marketplace, Percepat Pengembangan Agen AI

        Dalam forum tersebut, Anthony juga menyoroti perlunya kolaborasi antara sektor publik dan swasta untuk mempercepat adopsi AI. Ia mengingatkan bahwa teknologi hanyalah alat yang membutuhkan pengguna dengan keterampilan yang tepat. Karena itu, pelatihan dan peningkatan literasi digital dinilai penting. “Kita butuh regulasi yang seimbang—mendorong inovasi tanpa mengorbankan perlindungan konsumen,” katanya.

        AWS juga memaparkan sejumlah studi kasus penerapan AI di Indonesia. Salah satunya adalah Halodoc, yang memanfaatkan AI untuk mempercepat proses klaim asuransi hingga 50%. Di sektor infrastruktur digital, perusahaan yang menggunakan layanan Amazon Bedrock dan Amazon Nova berhasil memangkas waktu analisis insiden sebesar 27% dan menurunkan jumlah insiden hingga 83%.

        Menanggapi kekhawatiran terkait kesiapan infrastruktur dan tenaga kerja dalam menghadapi perkembangan teknologi seperti generative AI dan agentic AI, Anthony memastikan AWS telah menyiapkan kapabilitas teknis yang memadai. Ia menyebut bahwa Indonesia kini menjadi salah satu negara dengan kapasitas GPU Nvidia terbesar dalam jaringan global AWS.

        “Kami hadir lebih dulu karena percaya pada potensi Indonesia, bukan sekadar mengikuti pasar,” tegasnya.

        Baca Juga: Revolusi Bisnis Digital, Telkomsigma x Google Cloud Hadirkan AI Super Cerdas untuk Big Data

        AWS juga menggandeng berbagai pihak, termasuk Telkomsel dan pemerintah daerah, untuk memperluas akses pelatihan digital. Program ini telah dijalankan sejak 2017, bahkan sebelum ada sponsor atau dukungan luas dari industri.

        Dalam sesi yang sama, Director Strand Partners, Nick Bonstow, mengungkapkan bahwa 76% perusahaan di Asia Pasifik masih berada di tahap awal penggunaan AI. Hambatan utama adalah keterbatasan pelatihan dan sulitnya mencari tenaga kerja yang memiliki keahlian di bidang ini. Ia menegaskan bahwa pengembangan talenta digital harus menjadi prioritas lintas sektor.

        Anthony menutup paparannya dengan menekankan bahwa adopsi teknologi bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan. “Kami 100% Amazonian, tapi juga 100% Indonesia. Kami percaya teknologi, keahlian, dan kolaborasi akan membawa Indonesia melompat lebih jauh,” ujarnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: