Data Gallup: Pekerja Indonesia Kekurangan Duit Akses Pelatihan Digital, Ini Langkah AWS
Perusahaan penyedia layanan komputasi awan (cloud) terkemuka global, Amazon Web Services (AWS) sempat berkolaborasi dengan perusahaan konsultasi manajemen kinerja global, Gallup bahwa 31% pekerja teknologi dan 49% pekerja non-teknologi di Indonesia merasa belum bisa mengakses pelatihan keahlian digital karena kekurangan dana.
Laporan yang dikeluarkan pada tahun 2023 yang berjudul Asia Pacific Digital Skills Study: The Economic Benefits of a Tech-Savvy Workforce, menjelaskan bahwa keinginan tinggi para pekerja untuk mendapatkan pelatihan keahlian digital demi transisi karier atau mendapatkan pekerjaan baru adalah nyata terjadi. Namun, karena sumber pendanaan yang kurang dan harga kursus yang tinggi menjadi hambatan untuk menambah keahlian atau skill baru. Ini juga berlaku di Indonesia.
Selain masalah finansial, masalah waktu untuk mempelajari pengetahuan baru menjadi utama di kalangan pekerja teknologi dan non-teknologi di Asia Pasifik. Lantas, apa yang dilakukan AWS untuk mengatasinya?
Baca Juga: AWS Perkenalkan Kursus tentang AI Generatif di Indonesia
Head of Training and Certification ASEAN AWS, Emmanuel Pillai menjelaskan bahwa, baru-baru ini pihaknya mengeluarkan kursus tentang kecerdasan buatan (AI) generatif untuk pembelajar di Indonesia. Materi kursus tersebut diterjemahkan ke bahasa Indonesia, dan ini dapat diakses oleh pekerja teknologi dan non-teknologi secara gratis, terjangkau, dan fleksibel.
Pillai menjelaskan, lebih dari 95% pekerja teknologi dan 93% pekerja non-teknologi di Asia Pasifik—termasuk di Indonesia—sangat tertarik belajar keahlian digital, baik itu AI atau pembelajaran mesin (machine learning; ML), AI generatif, atau keamanan siber.
“Namun, hampir 40% lebih dari para pekerja di Indonesia ini menganggap bahwa masalah keuangan adalah hambatan terbesar dalam memperoleh keahlian tersebut. Tetapi ketika mereka akhirnya bisa mendapatkan keterampilan tersebut, mereka mendapatkan prospek pekerjaan jauh lebih positif,” jelas Pillai saat acara AWS Cloud Day Indonesia 2023 di Jakarta, Selasa (26/9/2023).
Pillai berpendapat, karena latar belakang inilah yang membuat AWS berkomitmen untuk terus membantu para pekerja di Indonesia untuk meningkatkan keterampilan atau keahlian dan menskalasi ulang keahlian tersebut.
“Karena inilah, AWS berkomitmen untuk melanjutkan upskill dan rescale keahlian para pekerja di Indonesia,” imbuh Pillai. Ia menambahkan, pelanggan AWS di Indonesia telah mengadopsi kursus dan program pelatihan ke perusahaan dan memungkinkan karyawan dapat mengaksesnya.
“Kami ingin memastikan bahwa tenaga kerja Indonesia dapat dilengkapi dengan keahlian AI generatif. Para engineer juga dapat membangun dan berinovasi dengan keahlian tersebut. Jadi, fokus kami sekarang adalah memastikan program pelatihan dan kursus ini tersedia untuk pekerja di Indonesia,” pungkas Pillai.
Director Training and Certification untuk Asia Pasifik dan Jepang AWS, Andrew Sklar mengatakan, salah satu keahlian yang banyak dibutuhkan bisnis adalah AI generatif dan para perusahaan sedang berinvestasi terhadap itu. Ia mengambil data dari World Economic Forum yang menunjukkan bahwa 75% perusahaan berencana untuk mengadopsi big data, cloud computing, dan AI dalam lima tahun mendatang. Karena itu, AWS dapat menjembatani perusahaan untuk pelatihan karyawan di bidang tersebut.
“… kami dapat membantu anda untuk membangun keahlian-keahlian yang dibutuhkan tersebut dengan gratis dan terjangkau yang dapat diakses segala kalangan,” ujar Sklar dalam video yang diputar di pemaparan Pillai.
Baca Juga: Respons AWS terhadap Pendanaan Energi Terbarukan: Hampir Tiap Industri Punya Tantangan
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement