Pembiayaan Hijau Capai Rp29,3 Triliun, BI Dorong Transformasi Ekonomi Hijau
Kredit Foto: Azka Elfriza
Bank Indonesia (BI) mencatat total pembiayaan hijau yang disalurkan mencapai Rp29,3 triliun hingga 2025, menjadikannya instrumen strategis dalam menjaga stabilitas sistem keuangan jangka panjang dan mempercepat transisi menuju ekonomi berkelanjutan.
Angka tersebut mencakup Rp96 miliar untuk UMKM hijau sesuai pedoman BI, serta Rp27,2 triliun melalui skema rantai pasok korporasi.
Kepala Departemen Ekonomi Keuangan Inklusif dan Hijau BI Nita Anastuty menegaskan, pembiayaan hijau menjadi fondasi penting dalam transformasi ekonomi nasional yang inklusif, tangguh, dan adaptif terhadap tantangan perubahan iklim.
“Pembiayaan hijau tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi yang berdaya tahan terhadap risiko fisik dan juga transisi, namun juga menjadi pilar strategis dalam menjaga stabilitas sistem keuangan jangka panjang,” ujar Nita, dalam acara “Penguatan Sinergi Pembiayaan Hijau dalam Mendukung Transisi Ekonomi Berkelanjutan”, Jumat (8/8/2025).
Baca Juga: Transformasi Industri Hijau Kunci Bangun Ekonomi Berkelanjutan
Untuk memperkuat peran tersebut, BI telah meluncurkan berbagai inisiatif, termasuk kalkulator hijau untuk mengukur jejak karbon pelaku usaha, pedoman model bisnis UMKM hijau, serta kajian ekosistem pembiayaan hijau sebagai referensi pengembangan sektor keuangan berkelanjutan.
BI juga menggelar program business matching dan piloting untuk memperluas akses pelaku usaha terhadap pembiayaan hijau. Hasilnya, puluhan triliun rupiah mengalir ke sektor-sektor usaha yang berorientasi pada keberlanjutan, baik melalui lembaga keuangan maupun rantai pasok industri besar.
Baca Juga: Sinergi Swasta hingga Masyarakat Kunci Dorong Transformasi Industri Hijau
“Kita membutuhkan ekosistem keuangan yang tidak hanya solid, namun juga adaptif terhadap tantangan masa depan. Oleh karena itu, sinergi antara otoritas dan pelaku industri menjadi kunci,” tambah Nita.
BI menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat koordinasi dan harmonisasi kebijakan lintas sektor demi membentuk ekosistem pembiayaan hijau yang terintegrasi, resilien, dan inklusif. Langkah ini dinilai krusial dalam mempercepat pencapaian target ekonomi hijau nasional dan memperkuat ketahanan sektor keuangan terhadap risiko iklim.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Azka Elfriza
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: