Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Segera Meluncur, Kereta Khusus Petani Bakal Perkuat Ekonomi Desa

        Segera Meluncur, Kereta Khusus Petani Bakal Perkuat Ekonomi Desa Kredit Foto: KAI
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Rencana pengoperasian kereta khusus petani-pedagang oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) pada 2025 diyakini dapat memperkuat perekonomian desa sekaligus menekan arus urbanisasi. Layanan perdana dijadwalkan melayani lintas Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, menuju Tanah Abang, Jakarta.

        Wakil Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno, menilai keberadaan layanan tersebut penting untuk menunjang mobilisasi petani dan pedagang yang selama ini berangkat dini hari ke Jakarta membawa hasil bumi.

        “Kereta petani-pedagang dapat meningkatkan perekonomian desa dan mengurangi tingkat urbanisasi,” ujarnya, Senin (25/8/2025).

        Baca Juga: Terapkan Face Recognition, KAI Permudah Akses Penumpang Naik Kereta

        Saat ini, pedagang desa mengangkut komoditas seperti pisang, jagung, cabai, hingga lauk-pauk dengan omzet harian Rp250 ribu–Rp800 ribu dan laba bersih minimal Rp100 ribu. Namun, kapasitas kereta penumpang reguler terbatas, karena barang hanya bisa diangkut pada keberangkatan pertama, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan bagi penumpang.

        Menurut Djoko, kereta khusus berpotensi memperlancar distribusi hasil bumi dengan daya angkut lebih besar, bahkan memungkinkan ternak kembali diangkut melalui moda rel.

        Ia mengingatkan bahwa layanan serupa pernah ada sejak masa Hindia Belanda hingga era PJKA melalui trem pikoenlanwagen, KA pasar, dan KA campuran. Konsep ini juga masih diterapkan di Tiongkok dengan layanan slow train berbiaya murah yang menghubungkan desa dan kota.

        Baca Juga: Kemenperin Dorong Industri Kereta Api Rebut Peluang Pasar Ekspor

        Permintaan tinggi di jalur Lebak–Jakarta mendorong KAI menyiapkan kolaborasi dengan pemerintah pusat dan daerah. Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan mengusulkan subsidi operasional melalui DIPA, sementara Pemkab Lebak diminta menyiapkan angkutan first mile gratis menuju stasiun. Pemprov DKI Jakarta juga dipertimbangkan untuk mengaktifkan kembali bus pasar sebagai moda last mile.

        Djoko menambahkan, layanan serupa berpotensi diperluas ke lintas Purwakarta–Jakarta Kota, Wonogiri–Purwosari, hingga Sukabumi–Jakarta. Dengan begitu, arus perdagangan desa–kota lebih lancar, perekonomian meningkat, dan urbanisasi dapat ditekan.

        Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menegaskan bahwa kereta khusus ini merupakan langkah konkret untuk mempermudah mobilisasi petani dan pedagang desa menuju kota.

        “Segera kita launching supaya bisa menampung masyarakat yang membawa hasil dagangan dari daerah ke Jakarta,” ujarnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Azka Elfriza
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: