- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
IHSG Tembus Level 8.000, Mandiri Sekuritas Optimistis Ada Ruang Naik Lagi
Kredit Foto: Uswah Hasanah
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat menembus level 8.000 pada perdagangan Kamis (28/8/2025) sebelum akhirnya ditutup di posisi 7.952. Meski terkoreksi tipis, Mandiri Sekuritas menilai ruang kenaikan masih terbuka berkat kombinasi faktor domestik dan global yang mendukung aliran dana ke pasar modal Indonesia.
Head of Equity Research Mandiri Sekuritas, Adrian Joezer, menyebut kebijakan moneter kondusif, masuknya kembali modal asing, serta fenomena passive inflow menjadi penopang penguatan IHSG.
“Dari sisi kebijakan moneter yang sudah cukup kondusif, ini menyebabkan banyak aset keuangan menjadi menarik, termasuk saham,” ujarnya.
Joezer menjelaskan, imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun saat ini berada di 6,3% dan SRPI di 5%, sementara dividend yield saham hampir 6%. Perbandingan itu membuat ekuitas lebih menarik dibanding instrumen lain.
Ia juga menyoroti index rebalancing yang mendukung saham Indonesia melalui penambahan emiten baru dan penyesuaian bobot.
Baca Juga: Buyback dan Inflow Asing Dongkrak IHSG di Tengah Volatilitas Global
Menurutnya, target IHSG sebelumnya di level 7.650 telah terlampaui sehingga perusahaan kini melakukan revisi proyeksi, seiring penurunan risk rate yang lebih rendah dari perkiraan awal. “Kalau kita lihat kenaikannya sudah signifikan, tapi ada potensi penambahan dari sisi likuiditas, misalnya melalui opsi SRPI yang berlanjut atau kebijakan fiskal ekspansif,” jelas Joezer.
Mandiri Sekuritas juga melihat ruang penguatan di saham di luar IDX30 yang belum terlalu reli, serta peluang dari investor institusi yang masih menahan portofolio. Sektor consumer staples diperkirakan tetap atraktif karena mendapat dukungan program sosial pemerintah, sementara consumer cyclical lebih defensif mengikuti pola belanja masyarakat.
Data Bursa Efek Indonesia menunjukkan peningkatan transaksi pada awal pekan ini, dengan nilai harian mencapai Rp5,1–5,3 triliun seiring pengaruh index rebalancing. Arus modal asing pun berbalik positif, mencatatkan inflow sekitar Rp8 triliun sepanjang Agustus, setelah sebelumnya keluar hingga Rp10 triliun per bulan pada kuartal kedua 2025.
Baca Juga: IHSG Kembali Sentuh Level 8.000 Meski Ada Demo Besar-besaran, Ini Kata Pengamat
Selain itu, aksi buyback saham yang gencar dilakukan emiten menjadi katalis tambahan. Hingga pertengahan tahun, lebih dari 50 perusahaan mengumumkan rencana pembelian kembali saham, jumlah tertinggi sejak pandemi 2020. Kebijakan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan 100 basis poin tahun ini turut menekan imbal hasil obligasi dan mengalihkan investor ke pasar saham.
Meski demikian, Joezer mengingatkan bahwa pertumbuhan laba emiten masih terbatas. “Earnings growth 2025 diperkirakan hanya 9,5 persen. Namun, prospek 2026 lebih positif seiring pemulihan ekonomi global,” katanya.
Dengan valuasi IHSG di level P/E ratio 11,6 kali, terendah di kawasan regional, Mandiri Sekuritas menilai pasar saham Indonesia tetap kompetitif. Kondisi ini diyakini bisa menarik aliran dana asing lebih lanjut hingga akhir tahun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri