Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Posisi Produk Pangan RI Semakin Kuat di Pasar ASEAN

        Posisi Produk Pangan RI Semakin Kuat di Pasar ASEAN Kredit Foto: Fajar Sulaiman
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Posisi produk pangan olahan Indonesia semakin kuat di pasar ASEAN dengan ekspor perdana kerupuk udang merek Finna Pars ke Malaysia yang  mencapai satu kontainer berukuran 40 kaki dengan nilai USD 7.086 atau setara Rp115 juta.

        Ekspor yang dilakukan PT Sekar Laut Tbk tersebut dilepas oleh Kementerian Perdagangan, melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) di Sidoarjo, Jawa Timur pada Kamis,(28/8/2025).

        Baca Juga: Wajah Pariwisata Global Terus Berubah, Kemenpar Hadirkan Wonderful Indonesia Awards

        Menteri Perdagangan Budi Santoso menegaskan, ekspor perdana varian makanan ringan kerupuk  udang berbagai rasa ke Malaysia ini menjadi momentum penting bagi peningkatan kinerja ekspor  produk pangan olahan Indonesia, khususnya sektor makanan ringan berbasis hasil laut.

        “Ekspor kerupuk udang ini turut memperkuat posisi produk pangan olahan Indonesia di pasar  ASEAN. Kami berharap, capaian ini menjadi inspirasi bagi pelaku usaha lain untuk lebih agresif menembus pasar global,” ujar Mendag Busan, dikutip dari siaran pers Kemendag, Sabtu (30/8).

        Sementara Direktur Jenderal PEN Puntodewi menjelaskan, proses ekspor produk ini telah melalui perjalanan panjang. Pada awal 2023, PT Sekar Laut menjalin kerja sama dengan Kara Marketing Malaysia Sdn Bhd yang difasilitasi Atase Perdagangan RI Kuala Lumpur. 

        “Setelah melalui serangkaian persiapan dan pemenuhan standar ekspor, kerja sama tersebut akhirnya terealisasi dalam pengiriman perdana ke Malaysia tahun ini," tuturnya dalam seremoni pelepasan ekspor tersebut.

        Target Ekspor Rp4,5 Miliar 

        PT Sekar Laut menargetkan ekspor hingga 38 kontainer dengan proyeksi nilai mencapai Rp4,5 miliar hingga 2026. Di sisi lain, Kara Marketing Malaysia Sdn Bhd pun berencana memperluas pemasaran produk-produk PT Sekar Laut lainnya di Malaysia. 

        “Langkah ini diharapkan menjadi pembuka jalan sekaligus inspirasi bagi produk potensial Indonesia lainnya untuk menembus pasar internasional. Kami optimistis produk Indonesia akan semakin kuat dalam rantai pasok global,” lanjut Puntodewi. 

        Puntodewi juga menyampaikan apresiasi kepada PT Sekar Laut serta semua pihak yang berkontribusi dalam pelepasan ekspor ini. Menurutnya, pemerintah akan terus memberikan dukungan bagi pelaku usaha, terutama usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), agar mampu meningkatkan daya saing di pasar dunia. 

        “Dengan strategi yang tepat dan kolaborasi erat antara pemerintah, pelaku usaha, serta perwakilan perdagangan di luar negeri, ekspor Indonesia diyakini dapat terus tumbuh signifikan,” imbuh Puntodewi. 

        Acara pelepasan ekspor turut dihadiri Sekretaris Daerah Kabupaten Sidoarjo Fenny Apridawati,  Presiden Direktur PT Sekar Laut Welly Gunawan, Direktur Kara Marketing Malaysia Sdn Bhd Susanto  Lee, serta perwakilan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur. 

        Direktur Welly menyampaikan, ekspor perdana ini terwujud berkat kerja sama dengan Kara serta  dukungan penuh dari Atase Perdagangan RI di Kuala Lumpur. Berkat sinergi berbagai pihak, produk Finna kini berhasil menembus pasar di 35 negara di enam benua.  

        “Dari sisi sosial, kami berkomitmen untuk terus memberikan manfaat bagi masyarakat, salah  satunya melalui pemberdayaan tenaga kerja. Saat ini, sekitar 60 persen karyawan PT Sekar Laut  adalah perempuan,” ujar Welly. 

        Kinerja ekspor produk makanan olahan tepung Indonesia, termasuk kerupuk udang, terus  menunjukkan tren positif. Pada Januari–Juni 2025, ekspor kategori ini mencapai USD 65 juta atau tumbuh 21 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Pesaing utama Indonesia di pasar global meliputi Jerman, Irlandia, Malaysia, Belanda, dan Denmark. Tantangan ekspor juga datang dari persyaratan ketat negara tujuan, khususnya Malaysia, seperti sertifikasi halal, Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP), serta efisiensi logistik. 

        Untuk produk kerupuk udang, Indonesia mencatat pertumbuhan positif dengan tren 1,96 persen  selama 2020–2024. Saat ini, Indonesia menempati peringkat ke-18 eksportir dunia dengan pangsa  1,36 persen. Negara tujuan utama ekspor kerupuk udang Indonesia tahun 2024 adalah Filipina  dengan nilai ekspor mencapai USD 57,35 juta dan pangsa 40,89 persen, Malaysia USD 30,48 juta  (21,73 persen), Korea Selatan USD 15,89 juta (11,33 persen), Uni Emirat Arab USD 8,99 juta (6,42 persen), dan Belanda USD 6,05 juta (4,32 persen). 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
        Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

        Bagikan Artikel: