Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Revitalisasi SMK Tak Hanya Ditentukan Modernisasi Saran, Tapi Kualitas Pendidika

        Revitalisasi SMK Tak Hanya Ditentukan Modernisasi Saran, Tapi Kualitas Pendidika Kredit Foto: Romus Panca
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, mengungkapkan keberhasilan program Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tidak hanya ditentukan oleh modernisasi sarana, tetapi terutama oleh kualitas pendidik dan tenaga kependidikan.

        Sehingga dirinya menekankan pentingnya peran guru serta penguatan soft skill dalam mendukung keberhasilan revitalisasi SMK.

        Baca Juga: Digitalisasi KAI Efisienkan Perjalanan, Topang Pertumbuhan Ekonomi

        Ini disampaikannya saat membuka kegiatan Bimbingan Teknis Bantuan Pemerintah Revitalisasi SMK Tahap 8, di Jakarta, Senin (01/09/2025).

        “Peralatan canggih hanya akan menjadi pendukung jika guru tidak hadir sebagai pendidik yang profesional, kompeten, dan bermoral. Guru SMK harus menjadi fasilitator sekaligus pembimbing, bukan sekadar penyampai ilmu, tetapi juga agen peradaban yang mentransfer nilai, akhlak, dan karakter,” tegasnya, dikutip dari siaran pers Kemendikbudasmen, Rabu (3/9).

        Mendikdasmen juga menekankan pentingnya soft skill seperti etos kerja, kemandirian, kewirausahaan, dan kemampuan beradaptasi di era digital. Ia mengingatkan agar SMK tidak hanya menghasilkan pencari kerja (job seeker), tetapi juga pencipta lapangan kerja (job creator).

        “Revitalisasi SMK adalah ikhtiar bersama untuk mengubah stigma negatif dan menjadikan SMK sebagai pusat lahirnya generasi mandiri, kreatif, dan berdaya saing global,” tambahnya.

        Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (Dirjen Diksi PKLK), Tatang Muttaqin, melaporkan perkembangan pelaksanaan program Revitalisasi SMK hingga tahap ke-8. 

        Menurut Tatang, sebanyak 1.257 SMK telah menerima bimtek revitalisasi dari target awal 767 sekolah yang menjangkau 34 provinsi.

        “Revitalisasi SMK mencakup penguatan kurikulum berbasis industri, peningkatan kompetensi guru, penyediaan sarana-prasarana, dan perluasan kemitraan dengan dunia usaha dan dunia industri. Harapannya, lulusan SMK semakin kompeten, adaptif, dan mampu menjawab tantangan dunia kerja maupun melanjutkan studi,” jelas Tatang.

        Melalui langkah nyata ini, Pemerintah menegaskan komitmennya untuk menghadirkan pendidikan vokasi yang lebih relevan, adaptif, dan berdaya saing global.

        Revitalisasi SMK tidak hanya menjadi program peningkatan sarana prasarana, tetapi juga menjadi gerakan bersama untuk membentuk generasi muda Indonesia lulusan SMK sebagai “agent of civilization” yang cerdas, berkarakter, mandiri serta menyiapkan lulusan dengan tiga jalur utama yakni Bekerja, Melanjutkan studi, atau Wirausaha (BMW).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
        Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

        Bagikan Artikel: