Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Menteri Keuangan Purbaya Beberkan Fakta Ekonomi RI Risilien di Tengah Ketidakpastian Global

        Menteri Keuangan Purbaya Beberkan Fakta Ekonomi RI Risilien di Tengah Ketidakpastian Global Kredit Foto: Cita Auliana
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan bahwa perekonomian Indonesia tetap resilien di tengah ketidakpastian global. Hal ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II 2025 yang berhasil mencapai 5,12 persen. 

        “Indonesia dari sisi perekonomian domestik juga menunjukkan adanya resiliensi terhadap tekanan ketidakpastian global,” kata Purbaya dalam rapat kerja dengan Komisi XI di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (10/9/2025).

        Purbaya menjelaskan, pertumbuhan tersebut ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang masih kuat, meningkatnya investasi, serta kinerja ekspor-impor yang terjaga. Sektor manufaktur juga tumbuh kuat didukung permintaan domestik yang tinggi serta realisasi yang memberikan nilai tambah lebih besar.

        Baca Juga: Menkeu Baru Purbaya Soroti Geopolitik, Iklim, dan Reformasi Fiskal

        “Pertumbuhan ekonomi yang resilien ini menjadi modal untuk mendorong agar pertumbuhan ekonomi ke depan dapat tumbuh lebih tinggi dan menuju 8% dalam jangka menengah,” tambahnya. 

        Sementara untuk tahun 2026, Purbaya mengatakan target pertumbuhan ditetapkan sebesar 5,4 persen dengan konsumsi rumah tangga diproyeksikan tumbuh 5,2 persen.

        “Investasi ditargetkan tumbuh 5,2% diwujudkan melalui penguatan peran dan antara untuk akselerasi investasi yang produktif pada sektor-sektor yang bernilai tambah tinggi dan yang berorientasi ekspor,” urainya.

        Baca Juga: Menteri Keuangan Purbaya Minta Maaf Soal Respons Terkait '17+8 Tuntutan Rakyat'

        Selain faktor domestik, Purbaya menilai kondisi eksternal juga mulai menunjukkan sinyal positif. Ekspektasi penurunan federal fund rate (FFR) mendukung proyeksi pertumbuhan global yang lebih optimistis dan berpotensi meningkatkan aliran modal ke negara berkembang, termasuk Indonesia.

        “Trend pelonggaran moneter untuk mendukung aktivitas ekonomi di tengah stabilitas inflasi di level global diperkirakan turut memberikan dampak positif bagi domestik sehingga prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dapat kita wujudkan,” pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Cita Auliana
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: