Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Israel menyerukan bahwa pihaknya perlu berinvestasi besar dalam operasi pengaruh dalam media tradisional dan sosial untuk menghadapi ancaman isolasi ekonomi akibat kritik internasional atas perang di Gaza.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengakui bahwa meski investasi asing tetap bertahan dalam beberapa waktu, tekanan internasional berpotensi memunculkan sanksi dan langkah pembatasan lain terhadap Israel.
Baca Juga: Gelar Pertemuan dengan Emir Qatar Pascaserangan Israel, Presiden Prabowo Tiba di Doha
Ia menuding isolasi tersebut dipicu oleh kelompok dari blok euro yang mendorong ideologi anti-zionis dan ekstremisme serta negara-negara yang berinvestasi dalam membentuk opini global melalui media sosial seperti Qatar.
“Hal ini menyebabkan sanksi terhadap Israel dan mengubah posisi internasional Israel. Ini mengarah pada semacam isolasi,” kata Netanyahu, dilansir Selasa (16/9).
“Kita bisa keluar dari isolasi ini, tetapi kita harus berinvestasi besar pada langkah kontra, terutama operasi pengaruh di media dan media sosial," tambahnya.
Netanyahu juga menekankan perlunya mengurangi ketergantungan industri nasional pada perdagangan luar negeri. Menurutnya, Israel berisiko terhambat tidak hanya dalam penelitian dan pengembangan, tetapi juga produksi industri, termasuk sektor pertahanan.
Baca Juga: Netanyahu: Tepi Barat Milik Israel, Tidak Akan Pernah Ada Negara Palestina
“Kita harus mulai mengembangkan kemampuan untuk lebih bergantung pada diri sendiri,” ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: