- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Infrastruktur Industri Jadi Kunci Tarik Investasi, Indonesia Masih Tertinggal
Kredit Foto: Uswah Hasanah
Ekonom Institute for Development of Economics & Finance (INDEF) Ahmad Heri Firdaus menegaskan infrastruktur industri merupakan faktor krusial bagi pertumbuhan ekonomi sekaligus penentu daya tarik investasi asing di Indonesia.
Meski sektor industri berkontribusi hampir 20% terhadap produk domestik bruto (PDB), kesiapan infrastruktur masih menjadi tantangan besar yang perlu dibenahi pemerintah.
Menurutnya, investor global mencari negara dengan infrastruktur industri yang matang karena dapat menunjang produktivitas dan efisiensi. Hal ini menjadi pertimbangan utama sebelum merealisasikan foreign direct investment (FDI), terutama di sektor manufaktur.
“Pemerintah sudah memiliki banyak program prioritas di bidang infrastruktur, termasuk pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK). KEK ini sangat potensial karena berada dekat dengan sumber daya alam maupun jalur pelayaran internasional,” ujar Heri di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Jumat (19/9/2025).
Baca Juga: Infrastruktur Pengisian Daya Kendaraan Listrik Terus Tumbuh
Meski begitu, ia menyoroti masih adanya ketimpangan pembangunan antarwilayah. Kawasan industri banyak terkonsentrasi di Jawa, sementara daerah lain menghadapi kendala infrastruktur dasar seperti listrik, telekomunikasi, hingga akses logistik. Kondisi ini membuat investor ragu untuk masuk ke wilayah timur Indonesia meski memiliki sumber daya alam melimpah.
Indonesia juga dinilai masih tertinggal dibanding negara tetangga dalam Logistics Performance Index (LPI). Heri menyebut Singapura menempati peringkat pertama, Malaysia di posisi 26, Thailand 34, Vietnam 43, sedangkan Indonesia masih di peringkat 61.
“PR kita adalah meningkatkan daya saing logistik. Karena sebaik apa pun potensi sumber daya alam, tanpa infrastruktur yang memadai investor sulit masuk. Lahan pun sering menjadi masalah, baik dari sisi ketersediaan, harga, maupun kepastian hukum,” jelasnya.
Baca Juga: Kemenhub Dapat Rp28,48 Triliun, Infrastruktur Konektivitas Jadi Fokus Utama
Heri menambahkan, pengembangan infrastruktur ke depan tidak hanya terbatas pada aspek fisik, tetapi juga harus mencakup digitalisasi. Hal ini mencakup penyediaan fasilitas internet of things, dukungan ekonomi digital, serta kepastian regulasi agar iklim investasi lebih terjamin.
“Pemerintah harus serius memperkuat infrastruktur industri, baik fisik maupun digital. Kolaborasi antara pemerintah, BUMN, dan swasta menjadi kunci untuk mempercepat pembangunan sekaligus memperbaiki daya saing Indonesia di tingkat regional maupun global,” tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: