Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kementerian ESDM Pastikan Pabrik Bioetanol Merauke Tetap Jalan, Target Rampung 2027

        Kementerian ESDM Pastikan Pabrik Bioetanol Merauke Tetap Jalan, Target Rampung 2027 Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menegaskan kelanjutan proyek pabrik bioetanol di Kabupaten Merauke, Papua Selatan. Proyek yang masuk daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) ini sebelumnya diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo dalam rangka program swasembada gula dan pengembangan bioetanol.

        "Ini kan sudah berjalan dan juga sudah tanam. Jadi kita mengharapkan phase pertama, pembangunan pabrik yang pertama ini berjalan lancar," ujar Yuliot di Jakarta, Selasa (23/9/2025).

        Proyek tersebut dikerjakan oleh PT Global Papua Abadi (GPA) dengan lahan garapan mencapai 2 juta hektare. Meski sempat menuai sorotan karena disebut merenggut hutan adat, pemerintah tetap menekankan manfaat ekonomi yang dihasilkan.

        Baca Juga: Pemerintah Tetapkan HIP Bioetanol September Turun Rp925/Liter dari Agustus

        Menurut Yuliot, proyek ini telah menyerap lebih dari 3.000 tenaga kerja lokal. "Karena masyarakat juga, mereka itu kan bekerja di kebun dan juga dalam rangka penyiapan. Jadi masyarakat itu kan ada penyediaan lapangan kerja baru bagi mereka. Itu kan total tenaga yang sudah terserap lebih dari 3.000 tenaga kerja yang sudah bekerja di situ," ucapnya.

        Selain menciptakan lapangan kerja, proyek ini ditargetkan mampu memproduksi gula hingga 3 juta ton per tahun. Sementara pembangunan pabrik bioetanol ditargetkan rampung pada 2027.

        "Untuk pembangunan pabrik diharapkan bisa selesai pada 2027. Ini sudah berproses," kata Yuliot.

        Bioetanol sendiri merupakan bahan bakar yang diproduksi dari biomassa melalui proses fermentasi. Kehadirannya dianggap strategis karena dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan. Di sektor energi, bioetanol digunakan sebagai campuran bensin (misalnya E10 hingga E85) sehingga membantu mengurangi emisi gas buang dan ketergantungan pada energi fosil.

        Baca Juga: Wamen ESDM: Kebutuhan FAME untuk B50 2026 Capai 19 Juta Kiloliter

        Di sektor industri, bioetanol dipakai sebagai bahan baku farmasi, kosmetik, hingga pembersih dan antiseptik. Bioetanol juga berpotensi dimanfaatkan sebagai bahan bakar pembangkit listrik, energi alternatif pengganti LPG untuk rumah tangga, bahkan sebagai bahan konsumsi karena secara kimia identik dengan etanol dalam minuman beralkohol seperti bir atau vodka.

        Dengan keunggulan tersebut, pemerintah menilai proyek bioetanol Merauke dapat mendukung ketahanan energi nasional sekaligus mempercepat transisi menuju energi bersih.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
        Editor: Djati Waluyo

        Bagikan Artikel: