Kredit Foto: Ist
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan menyoroti dampak ekonomi akibat tingginya angka kecelakaan di sektor angkutan barang.
Untuk menekan risiko kerugian material maupun nonmaterial, Ditjen Hubdat menggelar Bimbingan Teknis dan Kompetisi Pengemudi Perusahaan Angkutan Barang Umum bertajuk Safety and Defensive Driving pada 24–25 September 2025 di Pusat Pengembangan SDM Aparatur Perhubungan, Bogor, Jawa Barat.
Kepala Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Darat, Bambang Siswoyo, menjelaskan kecelakaan tidak hanya mengancam keselamatan pengemudi dan pengguna jalan, tetapi juga menimbulkan beban biaya besar bagi perusahaan logistik.
Baca Juga: Kemenhub Dapat Rp28,48 Triliun, Infrastruktur Konektivitas Jadi Fokus Utama
“Kami menyadari perkembangan industri angkutan barang memiliki peran penting dalam perekonomian tetapi juga ada risiko kecelakaan yang dapat berdampak serius pada operasional perusahaan dalam hal kerugian material dan nonmaterial, serta berdampak bagi pengguna jalan lain,” ujar Bambang, Rabu (24/9/2025).
Tercatat, berdasarkan survei Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) tahun 2024, sekitar 80% kecelakaan disebabkan kelelahan pengemudi.
Karena itu, Kemenhub meminta manajemen perusahaan angkutan barang mengatur jam kerja secara ketat agar kerugian akibat kecelakaan dapat diminimalisir.
“Kami pun terus mengingatkan pihak manajemen perusahaan angkutan barang agar dapat mengatur dengan baik terkait jam kerja pengemudi sesuai dengan aturan yang berlaku sehingga hal-hal yang tidak diharapkan bisa diminimalisir,” tambah Bambang.
Selain itu, ia juga menekankan risiko kendaraan over dimension over load (ODOL) yang kerap memicu kecelakaan dan kemacetan, terutama di area pelabuhan. Hal tersebut berpotensi menambah beban biaya logistik nasional akibat keterlambatan distribusi barang.
Baca Juga: Truk ODOL Hambat Efisiensi Logistik dan Rugikan Negara Rp43 Triliun per Tahun
“Jenis barang harus diketahui oleh setiap pengemudi dan dimohon untuk tidak membawa kendaraan yang melebihi dimensi dan muatan karena itu sangat berbahaya,” tegasnya.
Kasubdit Diseminasi dan Kemitraan Keselamatan, Ardono, melaporkan kegiatan ini diikuti 32 pengemudi dari berbagai perusahaan angkutan barang di Indonesia. Kegiatan berlangsung bekerja sama dengan PT Gaya Makmur Mobil dan PT Peduli Lestari Indonesia.
“Materi pendidikan dan pelatihan selama dua hari nanti diberikan oleh orang yang kompeten di bidangnya antara lain Ketua Sub Komite Angkutan Jalan KNKT, Ahmad Wildani, serta para instruktur dari PT Gaya Makmur Mobil dan PT Peduli Lestari Indonesia,” kata Ardono.
Berbeda dari tahun sebelumnya, bimtek kali ini dilengkapi dengan kompetisi keterampilan mengemudi truk untuk menguji kemampuan para peserta sekaligus menanamkan praktik keselamatan berkendara.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Azka Elfriza
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: