Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        PLN Siap Lelang Perdana Proyek RUPTL, Total Ada 278 Proyek

        PLN Siap Lelang Perdana Proyek RUPTL, Total Ada 278 Proyek Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT PLN (Persero) siap menggelar lelang 4.118 proyek dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034. Lelang tahap pertama atau etape I akan dilaksanakan mulai Oktober hingga Desember 2025.

        Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PT PLN (Persero) Suroso Isnandar menyebut, pada lelang perdana ini terdapat 278 proyek dengan total nilai mencapai Rp139,4 triliun.

        “Pak Menteri (Bahlil) sendiri meminta nanti ‘saya yang launching’. Tapi dokumen lelang sudah siap untuk etape pertama Oktober, November, Desember, ada 278 proyek,” ujarnya dalam peluncuran Electricity Connect 2025 di Jakarta, Selasa (7/10/2025).

        Baca Juga: IESR: Rekrutmen PLN Perkuat Pengembangan SDM di Sektor Energi

        Ia melanjutkan, lelang etape II akan dilaksanakan pada Desember 2025 hingga Juni 2026 dengan total 387 proyek. Sementara etape III dijadwalkan berlangsung pada Maret 2026 hingga Juni 2027 sebanyak 1.907 proyek, dan etape IV akan berjalan pada Januari 2027 hingga Juni 2029.

        “Etape kedua, tahun depan 387 proyek on the way. Dan itu pun juga masih harus diteruskan sampai dengan Juni 2027 nanti, selebih dari 1.000 proyek. Dan seterusnya,” tandasnya.

        Suroso menjelaskan, seluruh lelang ini merupakan proyek yang tercantum dalam RUPTL sepuluh tahun ke depan. Secara total, PLN menargetkan penambahan kapasitas sebesar 69,5 gigawatt (GW), di mana 76% di antaranya berasal dari energi baru terbarukan (EBT). Total ke semua proyek ini mencapai Rp2.987 T.

        Baca Juga: Rp3.000 Triliun! PLN Gaspol RUPTL 2025–2034, 76% Pembangkit dari EBT

        “Ini adalah program yang akan kita jalankan yang akan menjadi acuan dalam melelangkan. Sehingga sektor ketenagalistrikan maupun industri pendukungnya yang 3–4 tahun belakang ini agak slow sedikit, siap-siap. Semuanya akan full capacity—pabrik konduktor, pabrik tower, mesin manufaktur, semuanya,” tutupnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
        Editor: Djati Waluyo

        Bagikan Artikel: