Kredit Foto: PT PLN (Persero)
PT PLN (Persero) menegaskan komitmennya memperkuat kolaborasi lintas sektor dan global guna mempercepat transisi menuju sistem energi berkelanjutan. Komitmen tersebut diwujudkan melalui dukungan penuh terhadap penyelenggaraan Electricity Connect 2025, forum ketenagalistrikan berskala internasional yang akan digelar pada 19–21 November 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC).
Ajang yang diinisiasi oleh Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) ini mengusung tema “Strengthening Energy Resilience, Powering Sovereignty” dan menjadi wadah bagi regulator, pelaku industri, akademisi, serta inovator untuk memperkuat ketahanan energi sekaligus mendorong kedaulatan energi nasional.
Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN, Suroso Isnandar, menegaskan bahwa Electricity Connect 2025 merupakan momentum penting untuk memperkuat sinergi menuju implementasi nyata transisi energi nasional.
Baca Juga: PLN Ungkap Tantangan Jumbo di Balik RUPTL 2025–2034
“Kami mendukung penuh penyelenggaraan Electricity Connect 2025 ini, dengan harapan program transisi energi yang telah kita siapkan dapat segera dijalankan bersama,” ujar Suroso dalam peluncuran Electricity Connect 2025 di Jakarta, Selasa (7/10/2025).
Suroso menjelaskan, Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 yang telah disahkan pemerintah menjadi komitmen nyata PLN dalam mendorong pembangunan energi hijau. Dalam 10 tahun ke depan, Indonesia memerlukan tambahan kapasitas pembangkit sekitar 69,5 gigawatt (GW), di mana 76% di antaranya bersumber dari energi terbarukan.
“RUPTL yang kita jalankan akan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8%. Namun untuk mencapainya, kita harus co-invest, co-innovate, co-secure energy, demi memastikan ketahanan dan kedaulatan energi bangsa,” jelasnya.
Baca Juga: PLN Siap Lelang Perdana Proyek RUPTL, Total Ada 278 Proyek
Suroso menegaskan, kolaborasi seluruh pemangku kepentingan menjadi kunci untuk mencapai target besar tersebut. Melalui forum seperti Electricity Connect 2025, PLN membuka ruang luas bagi kerja sama strategis antara pemerintah, pelaku usaha, investor, dan komunitas global untuk bersama membangun masa depan energi Indonesia yang tangguh, mandiri, dan berkelanjutan.
“Transisi energi membutuhkan langkah bersama. PLN tidak bisa bekerja sendiri. Forum ini menjadi jembatan penting untuk menyatukan langkah dan mempercepat lahirnya inovasi, investasi, serta teknologi hijau yang relevan dengan kebutuhan nasional,” katanya.
Electricity Connect 2025 merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Listrik Nasional ke-80, yang akan menghadirkan forum diskusi, pameran teknologi, serta peluang kemitraan dan investasi di seluruh rantai sektor ketenagalistrikan — mulai dari pembangkitan, transmisi, distribusi, hingga digitalisasi sistem energi.
Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Wanhar, menyambut baik dukungan PLN dalam menyukseskan forum ini. Ia menilai Electricity Connect menjadi momentum penting untuk memperkuat arah kebijakan transisi energi Indonesia.
Baca Juga: Indonesia Dorong ASEAN Power Grid, PLN Siap Jadi Pusat Energi Bersih Asia Tenggara
“Saya percaya Electricity Connect 2025 akan menjadi forum yang sangat berharga bagi kita semua. Dari sini diharapkan akan hadir ide, pengalaman, dan kolaborasi yang membawa Indonesia semakin dekat pada cita-cita bangsa Indonesia, yaitu yang berdaulat energi dan tangguh dalam menghadapi tantangan global,” ujarnya.
Wanhar menjelaskan, pemerintah telah menyiapkan roadmap transisi energi melalui Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) dengan target porsi energi baru terbarukan (EBT) 21% pada 2030, 41% pada 2040, dan 74% pada 2060.
“Transisi energi bukan hanya tentang mengganti sumber energi, tetapi juga tentang mewujudkan ketahanan dan kedaulatan bangsa. Ketahanan berarti memastikan pasokan listrik yang cukup dan andal. Kedaulatan berarti menguasai sumber daya dan teknologi agar tidak bergantung pada pihak lain,” tandasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum I MKI, Chairani Rachmatullah, menegaskan bahwa Electricity Connect 2025 meneguhkan visi Indonesia dalam membangun sistem ketenagalistrikan yang kuat secara teknis, berdaulat secara ekonomi, mandiri secara teknologi, dan berdaya saing global.
Baca Juga: PLN Ubah Limbah Jagung Jadi Uang, Petani Tuban Raup Untung
“Indonesia tidak lagi sekadar beradaptasi terhadap transisi energi global, tetapi tampil sebagai arsitek masa depan energi kawasan dengan energy resilience sebagai fondasi kokoh bagi kedaulatan nasional,” ujarnya.
Ketua Panitia Pelaksana Electricity Connect 2025 sekaligus Sekretaris Jenderal MKI, Arsyadany G. Akmalaputri, menambahkan bahwa konferensi dan pameran ini akan mempertemukan berbagai pemangku kepentingan untuk memperkuat arah masa depan energi nasional.
“Kami mengapresiasi keseriusan pemerintah yang tercermin dalam RUPTL 2025–2034 yang disebut sebagai RUPTL paling hijau. Momentum positif ini harus dijaga agar ekosistem industri energi nasional semakin mandiri dan berdaya saing,” ujar Arsyadany.
Ia optimistis Electricity Connect 2025 akan membuka lebih banyak peluang kolaborasi dan inovasi dari para pelaku industri energi, baik di dalam negeri maupun kawasan regional.
Baca Juga: Proses Rekrutmen PLN Transparan, Masyarakat Diminta Abaikan Tawaran Kelulusan Berbayar
“Forum ini menjadi kesempatan untuk berbagi wawasan, membangun kemitraan, dan memperkuat transisi energi baru terbarukan di kawasan Asia, khususnya Asia Tenggara,” tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait: