- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Pertamina Ubah Limbah Jadi Solusi: Bangun Pemecah Ombak dan Dermaga di Pesisir Dumai
Kredit Foto: WE
PT Pertamina (Persero) melalui PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit II Dumai (Kilang Pertamina Dumai) menginisiasi program Serumpun Paman Bahari atau Sinergi Ekologi untuk Masyarakat Pesisir Unggul, Pangan Mandiri, dan Bahari Lestari.
Program tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL) ini mengusung konsep Pengelolaan Pesisir Terpadu dan terbukti membantu masyarakat pesisir Desa Mundam, Dumai, memperkuat ketahanan dari ancaman abrasi pantai akibat perubahan iklim.
Area Manager Communication, Relations, & CSR RU II Dumai Subholding Refining & Petrochemical PT KPI, Agustiawan, menjelaskan bahwa fenomena abrasi di pesisir Kelurahan Mundam semakin masif.
Baca Juga: Kilang Pertamina Dumai, Hadirkan Perubahan Melalui Program Bedelau Minapolitan
“Pertamina melakukan intervensi dengan beberapa program, salah satunya instalasi alat pemecah ombak (APO) menggunakan ban bekas. Sementara, untuk meningkatkan kapasitas nelayan tangkap, Pertamina juga memberikan pelatihan vokasi berupa pelatihan mekanik kapal sehingga nelayan bisa memperbaiki kapal sendiri dan bisa meningkatkan pendapatan hasil tangkapan,” ujar Agus dalam keterangan tertulis yang diterima, Sabtu (18/10/2025).
Program yang dijalankan sejak 2023 ini telah melindungi sekitar 451 meter persegi tanah masyarakat dari potensi abrasi setiap tahun. Empat rumah serta empat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di kawasan tersebut juga terlindungi.
Selain itu, alat pemecah ombak berhasil menambah sedimentasi pesisir hingga 20%, menyerap karbon dari penanaman mangrove sebesar 62,4 ton CO₂e, serta menyerap 1.064,67 kilogram CO₂e dari pemanfaatan limbah ban bekas.
Baca Juga: KLH: Pemulihan Gambut dan Mangrove Jadi Kunci Hadapi Krisis Iklim
Pertamina juga memanfaatkan limbah kayu palet untuk membangun dermaga konvensional sebagai solusi kebutuhan nelayan pesisir. Menurut Agus, pembangunan dermaga memberikan dampak signifikan terhadap produktivitas nelayan.
“Biasanya nelayan harus menunggu waktu pasang untuk melaut hingga 4–5 jam. Dengan adanya dermaga, mereka bisa melaut kapan saja sehingga menambah waktu tangkap dan meningkatkan hasil,” jelas Agus.
Program ini mendapat apresiasi dari Lurah Kelurahan Mundam, Adi Aprianto. Ia menilai inovasi Kilang Pertamina Dumai memberikan manfaat nyata bagi masyarakat pesisir.
“Kehadiran alat pemecah ombak hasil inovasi Kilang Dumai menjadi solusi menghambat dan mencegah abrasi. Sampai saat ini, APO sudah berhasil membentuk sedimentasi tanah sekitar 50 sentimeter,” ujar Adi.
Baca Juga: PGN Dorong Ekonomi Lokal hingga Ekowisata Mangrove Lewat Program Keberlanjutan
Apresiasi juga datang dari masyarakat. Akmaludin, anggota Kelompok Nelayan Mundam, menyebutkan bahwa bantuan Pertamina sangat membantu dalam menjaga ekosistem dan mendukung keberlanjutan mata pencaharian warga.
“Terima kasih atas bantuan yang diberikan, hal tersebut sangat berarti bagi kami masyarakat Desa Mundam. Semoga Pertamina terus memberikan bantuan dan pendampingan kepada kami,” ucap Akmaludin.
Sementara itu, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso menegaskan komitmen perusahaan dalam menjaga keberlangsungan ekosistem di sekitar wilayah operasi.
“Pertamina berkomitmen menjaga keberlangsungan ekosistem dan masyarakat terutama di tempat Pertamina beroperasi. Melalui berbagai aktivitas TJSL, Pertamina berharap dapat berkontribusi secara langsung ke masyarakat,” jelas Fadjar.
Baca Juga: Wujudkan Langit Rendah Emisi, Pertamina Patra Niaga Gelar SAF Forum untuk Kolaborasi Nasional
Pada 2024, Pertamina telah memasang APO sepanjang 90 meter, dan tahun ini ditargetkan bertambah menjadi 286 meter.
Sebagai informasi, abrasi merupakan proses pengikisan batuan dan tanah di pesisir akibat gelombang serta pasang surut arus laut. Di Kelurahan Mundam, Kecamatan Medang Kampai, Kota Dumai, Provinsi Riau, abrasi menyebabkan penyusutan garis pantai hingga 7 meter per tahun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait: