Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Permudah Pelaku Usaha, FAS Tawarkan Solusi Logistik Terpadu untuk Fasilitasi Transformasi Bisnis

        Permudah Pelaku Usaha, FAS Tawarkan Solusi Logistik Terpadu untuk Fasilitasi Transformasi Bisnis Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Fulfillment At Speed (FAS) menekankan bahwa penggabungan layanan logistik dalam satu platform pendukung (all-in-one enabler) merupakan kunci utama bagi pelaku usaha di Indonesia untuk perubahan dalam bisnis. Dengan layanan lengkap yang dapat disesuaikan, pelaku usaha bisa lebih fokus untuk mengembangkan produk dan strategi pemasaran tanpa direpotkan oleh urusan operasional yang rumit.

        “Selama ini banyak pelaku usaha melihat logistik hanya sebagai pusat biaya. Padahal dengan pendekatan terintegrasi, logistik bisa menjadi penggerak pertumbuhan,” kata Alvin Hadibowo, Direktur Komersil FAS, Senin (15/9/2025).

        Pandangan ini kian sesuai dengan pesatnya pertumbuhan e-commerce. Konsumen menuntut layanan yang lebih cepat, transparan, dan responsif sebuah standar baru yang menekan pelaku usaha untuk beradaptasi. Data Google & Temasek e-Conomy SEA 2024 bahkan menunjukkan baru 42 persen penyedia logistik di Indonesia yang mampu memberikan pembaruan pengiriman real-time. Sementara itu, survei McKinsey & Company mengungkap hampir 90 persen profesional rantai pasok global mengalami gangguan operasional dalam 12 bulan terakhir.

        “Banyak pelaku usaha, khususnya usaha rintisan, sering kali harus memilih antara memperkuat operasi atau mengembangkan aspek komersial. Kondisi ini membuat mereka perlu menambah SDM atau biaya tambahan agar bisnis tetap berjalan. Dengan layanan all-in-one, kebutuhan itu bisa diatasi lebih efisien sehingga bisnis dapat tumbuh lebih cepat,” jelas Alvin Hadibowo. 

        Sebagai all-in-one enabler, FAS menghadirkan solusi menyeluruh mulai dari pergudangan berbasis AI/ML, distribusi online dan offline, pemenuhan pesanan, hingga layanan pelanggan 24/7. Teknologi pemantauan real-time juga memungkinkan pemilik usaha mengawasi alur proses dari hulu ke hilir, mempercepat pengiriman, sekaligus menjaga kualitas layanan kepada pelanggan.

        “Integrasi distribusi online, gudang, dan distribusi offline membuat proses bisnis lebih mulus dan scalable. Dengan begitu, pelaku usaha tidak hanya menjaga efisiensi, tapi juga bisa meningkatkan kepuasan pelanggan,” tambah Alvin.

        Pendekatan ini juga sejalan dengan agenda pemerintah dalam memperkuat efisiensi dan digitalisasi logistik nasional. Sekretaris Jenderal DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), Trismawan Sanjaya, menilai konsep all-in-one lebih praktis karena overhead bisa ditekan. “Kalau dia all in one, overhead-nya satu. Kalau dia pakai sekian pihak, dari pajak, overhead berlapis,” katanya.

        Trismawan juga mengungkapkan ALFI sudah mengajukan sejumlah masukan dalam penyusunan Rancangan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Penguatan Logistik Nasional agar model layanan terintegrasi ini lebih mudah diadopsi oleh lebih banyak pemain logistik lokal. Ia mengakui regulasi untuk menjadi all-in-one enabler saat ini masih rumit karena izin yang terpisah-pisah dan pajak yang belum di relaksasi.

        Manfaat model ini juga dirasakan langsung oleh pelaku usaha lokal. Mira Gartina Sumawijaya, Co-Founder Tatuis yang merupakan produsen mukena dan sajadah menggunakan FAS untuk memperluas distribusi menjelang Ramadhan. “Saya mengikuti program FAS dari Blibli itu karena membutuhkan distribusi produk di saat high season menjelang Ramadhan untuk pengiriman stok ke toko-toko offline konsinyasi di luar Jabodetabek agar pengiriman lebih dekat dan lebih cepat dibandingkan dikirim dari Jabodetabek,” ujarnya. 

        Tak hanya UMKM, perusahaan global pun memanfaatkan layanan end-to-end FAS. Samsung, misalnya, menyatukan gudang, manajemen pesanan, dan pengiriman dalam satu ekosistem lewat FAS. “Dengan dukungan FAS, kami mampu meningkatkan dan menjaga kualitas layanan pemenuhan pesanan kepada pelanggan. Terutama soal kecepatan pengiriman. Lebih dari 99 persen pesanan berhasil dikirim sesuai Service Level Agreement (SLA), yang pada akhirnya meningkatkan kepuasan pelanggan,” kata perwakilan Samsung.

        Dengan pendekatan terpadu, FAS membuktikan bahwa logistik bukan lagi sekadar pusat biaya, melainkan motor penggerak pertumbuhan bisnis dan kepuasan pelanggan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Amry Nur Hidayat

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: