Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Danyang Wingit Jumat Kliwon, Film Horor Okultisme di Balik Panggung Wayang

        Danyang Wingit Jumat Kliwon, Film Horor Okultisme di Balik Panggung Wayang Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Di tengah maraknya film horor Indonesia yang sering mengandalkan kejutan semata, Khanza Film Entertainment menghadirkan sebuah tawaran segar sekaligus mendebarkan lewat film "Danyang Wingit Jumat Kliwon". 

        Film ini bukan sekadar kisah seram biasa, melainkan sebuah jelajah horor ke dalam dunia pedalangan Jawa dan ritual-ritual gelapnya, menawarkan ketegangan yang lahir dari atmosfer dan kekayaan budaya, bukan dari jump scare.

        Disutradarai dan diproduseri oleh Agus Riyanto dengan naskah tulisan Dirmawan Hatta, film ini sengaja mengedepankan horor okultisme yang berakar kuat pada tradisi lokal. 

        Latar cerita yang mengambil dunia pedalangan bukan hanya sebagai setting, tetapi sebagai inti konflik. Inilah yang menjadi pembeda utama "Danyang Wingit Jumat Kliwon" sebagai sebuah upaya untuk menciptakan rasa ngeri yang autentik dan lekat dengan kearifan masyarakat Jawa.

        Kisahnya berpusat pada Ki Mangun Suroto, yang diperankan secara apik oleh Whani Darmawan. Seorang dalang maestro yang karismatik, namun menyimpan ambisi gelap untuk mengejar hidup abadi melalui ritual terlarang. Ambisi inilah yang membawa petaka bagi orang di sekitarnya.

        Pada tahun 2021, datanglah Citra (Celine Evangelista), keponakan dari Mbok Ning (Djenar Maesa Ayu) asisten setia Ki Mangun. 

        Citra direkrut sebagai sinden baru di padepokan, sebuah kesempatan yang ia ambil demi upah untuk membiayai pengobatan adiknya, Dewi (Aisyah Kanza). Namun, di balik panggung seni yang indah, tersembunyi niat jahat: Citra diam-diam ditetapkan sebagai tumbal terakhir untuk menyempurnakan ritual keabadian Ki Mangun.

        Baca Juga: Perkuat Literasi Kopi, KAPPI Hadirkan Nonton Bareng Film Kopi Indonesia di SKA Coffee Fest 2025 Lampung

        Teror gaib yang kian menjadi-jadi membuat Citra menderita, namun ia bertahan demi adiknya. Situasi ini memicu kecurigaan Bara (Fajar Nugra), salah satu penjaga padepokan yang masih memiliki hati nurani. 

        Alih-alih berdiam diri, Bara memilih untuk menentang majikannya dan berupaya menyelamatkan Citra. Keputusan berani ini membawa mereka pada sebuah perlombaan melawan waktu, menuju puncak ritual pada malam Gerhana Bulan Merah yang kebetulan jatuh pada malam keramat Jumat Kliwon.

        "Danyang Wingit Jumat Kliwon" menjanjikan lebih dari sekadar cerita penyelamatan. Film ini menautkan elemen-elemen ritual, pusaka keramat, dan mitos tentang danyang (penunggu tempat) dengan drama psikologis yang mempertanyakan harga sebuah ambisi. 

        Kehadiran Ki Mangun Suroto sebagai antagonis yang kompleks, seorang seniman dihormati yang dikuasai nafsu, menambah kedalaman cerita.

        Film ini juga diperkuat oleh pemeran pendukung yang solid, termasuk Nathalie Holscher sebagai Putri Kusuma Ratih, serta Norma Cinta, Dimas Tedjo, Putri Maya Rumanti, Angga Wijaya, Keona Cinta, dan Bilqis Hafsa. 

        Dengan memadukan momentum budaya yang lekat di ingatan publik (seperti kesakralan Jumat Kliwon) dengan narasi horor-thriller, "Danyang Wingit Jumat Kliwon" berpotensi menjadi angin segar bagi pencinta film horor Indonesia yang mendamba kedalaman cerita dan ketegangan yang lebih autentik.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Amry Nur Hidayat

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: