Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Antler Sebut Ekosistem Startup ASEAN Bakal Pulih, Indonesia Berpotensi Memimpin

        Antler Sebut Ekosistem Startup ASEAN Bakal Pulih, Indonesia Berpotensi Memimpin Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Antler, sebagai investor global yang berfokus pada startup tahap awal (early-stage), mengamati adanya pergeseran menuju siklus pertumbuhan yang lebih stabil di ekosistem startup Asia Tenggara. Mereka menilai fondasi di kawasan ini semakin matang, dan dengan kondisi tersebut, Indonesia diperkirakan akan menjadi negara yang memimpin pemulihan awal pada tahun 2026.

        Pandangan ini disampaikan dalam sebuah konferensi pers di kantor Antler Jakarta oleh Jussi Salovaara (Co-Founder & Managing Partner Antler Southeast Asia) bersama dengan Agung Bezharie Hadinegoro (Partner Antler Indonesia). Keduanya berbagi perspektif mereka mengenai lanskap venture capital di Asia Tenggara, khususnya setelah kawasan tersebut melalui periode koreksi dan penataan ulang selama kurang lebih dua tahun terakhir.

        “Setelah periode rekalibrasi selama dua tahun, kami melihat fase pertumbuhan baru dengan fondasi yang lebih kuat. Hal ini tercermin dariketahanan makro, standar tata kelola yang lebih tinggi, dan kedisiplinan modal di kalangan founder. Indikasi pemulihan masih awal, tetapi konsisten dan mengarah pada siklus yang lebih berkelanjutan,” ujar Jussi.

        Baca Juga: Indonesia dan Brasil Sepakat Menuju Kemitraan Ekonomi Komprehensif untuk Perkuat Perdagangan dan Investasi

        Dalam 18 bulan terakhir, ekosistem investasi Asia Tenggara menunjukkan penguatan tata kelola. Sejumlah kasus berprofil tinggi memicu langkah penegakan hukum dan proses yang masih berjalan.

        “Ini fase koreksi yang tidak mudah, namun diperlukan,” ungkap Agung. “Kami melihat penegakan akuntabilitas mulai berjalan, dengan sejumlah proses hukum yang sedang berlangsung. Kepercayaan pasar berangsur terbentuk kembali,”

        Pada April 2025, lima asosiasi modal ventura meluncurkan Maturation Map, kerangka tata kelola dengan lima pilar, yakni: Active Diligence, Pemanfaatan Teknologi, Ekosistem Penasihat, Standar yang Lebih Tinggi, dan Mindset Penegakan.

        Antler menyoroti data terbaru bahwa aktivitas exit di Asia kembali menggeliat. Menurut KPMG Venture Pulse Q3 2025, nilai IPO exit di Asia hingga akhir kuartal III telah melampaui total sepanjang 2024. Di sisi pertumbuhan ekosistem, Airalo, startup yang didukung Antler sejak awal berdiri pada tahun 2018, kini sukses menjadi unicorn terbaru dari Asia Tenggara tahun ini.

        “Airalo memberi alasan untuk optimistis,” ujar Jussi. “Startup ini menjadi contoh bahwa founder hebat yang membidik pasar global sejak awal bisa membangun bisnis kelas dunia yang berkelanjutan.”

        “Minat investor asing perlahan mulai kembali,” tambah Agung. “Ketahanan makro, perbaikan tata kelola, dan generasi founder yang disiplin menjadikan Indonesia pasar yang patut diperhatikan pada 2026.”

        Seiring valuasi yang kembali stabil, kualitas para founders pun semakin meningkat. “Founder yang kami temui kini dapat dikatakan sebagai angkatan founder terbaik dalam satu dekade terakhir,” ungkap Salovaara. “Mereka fokus pada operasi yang disiplin, kebutuhan pelanggan, dan profitabilitas.”

        Startup angkatan 2023–2025 menunjukkan unit economics yang sehat, traksi pendapatan awal, dan potensi skalabilitas lintas negara. Banyak yang berekspansi global lebih dini dibanding sebelumnya, berbeda dari gelombang terdahulu yang cenderung fokus di market lokal dulu, baru berekspansi. Kami melihat tren ini dipimpin oleh startup portofolio Indonesia seperti SPUN, Gapai, dan Match Made, dll.

        Antler memandang fase baru berambisi “born-global” ini sebagai sinyal kuat bahwa para founder bukan hanya beradaptasi dengan valuasi yang lebih rasional, tetapi juga dengan pasar yang kian terhubung di tingkat regional, menjadikan pertumbuhan berkelanjutan dan skalabilitas sebagai prioritas sejak awal.

        Baca Juga: Dorong Ekonomi Sirkular, Tetra Pak dan Repal Kolaborasi Olah Limbah Jadi Aset Logistik

        Sebagai salah satu investor early-stage paling aktif di dunia dan Asia Tenggara, posisi Antler di garda depan memberi pandangan unik tentang arah perubahan ekosistem. Optimisme Antler berangkat dari data dan bukti, bukan sekadar sentimen. Berawal dari ide sederhana memudahkan konektivitas global lewat eSIM, Airalo bertumbuh secara bertahap, mulai dari mengejar product-market fit sebelum skala, menjaga unit economics tetap sehat saat ekspansi global, hingga akhirnya berhasil membangun bisnis global yang berkelanjutan dan menjadi unicorn di kawasan Asia Tenggara.

        “Airalo membuktikan bahwa membangun bisnis berskala global dari Asia Tenggara sangat mungkin untuk dicapai, dengan disiplin modal, fokus pada pelanggan, dan penyelesaian masalah nyata yang dihadapi pengguna. Kini, tugas founders generasi selanjutnya untuk mengeksekusi lebih jauh dengan standar yang sama,” ungkap Jussi.

        Lebih lanjut, Agung menambahkan, “Ini momentum Asia Tenggara untuk menjadi ekosistem yang kita idamkan, yakni ekosistem yang transparan, selektif, dan kompetitif secara global. Airalo membuktikan founder dari kawasan ini bisa menang di panggung dunia dengan menggabungkan ambisi dan keunggulan operasionalnya,” tutup Agung.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Amry Nur Hidayat

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: