Dorong Ekonomi Sirkular, Tetra Pak dan Repal Kolaborasi Olah Limbah Jadi Aset Logistik
Kredit Foto: Azka Elfriza
Tetra Pak perkuat kontribusinya terhadap ekonomi sirkular di Indonesia melalui kolaborasi dengan PT Repal Internasional Indonesia.
Dengan adanya kemitraan ini, yakni mengubah lapisan poly Al yang mana campuran polietilena dan aluminium dari kemasan karton menjadi palet industri tahan lama menggunakan teknologi thermofusion eksklusif Repal.
Adapun inisiatif tersebut menjadi bagian dari strategi daur ulang berkelanjutan yang juga didorong lewat Laporan Keberlanjutan 2024.
Tetra Pak, sebagai perusahaan pengemasan secara aktif mendukung pengumpulan, pemilahan, dan pemanfaatan kembali kemasan karton minuman bersama mitra lokal, LSM, dan pelaku bisnis.
Baca Juga: Tetra Pak Suntik Rp2 Triliun untuk Inovasi Kemasan Ramah Lingkungan
Marcus Goldstein, President Direktur PT Repal Internasional Indonesia, mengatakan bahwa kerja sama antara Tetra Pak dan Repal menjadi salah satu contoh nyata penerapan prinsip ekonomi sirkular di sektor industri daur ulang.
“Di Repal, kami bangga bisa bermitra dengan Tetra Pak dalam mengubah kemasan karton minuman pascakonsumsi menjadi palet industri yang tahan lama dan bernilai tinggi, yang dapat mendukung industri logistik sekaligus mengurangi timbunan limbah,” ujarnya, Kamis (23/10/2025).

Ia menambahkan, melalui teknologi ini kedua perusahaan berhasil mengubah limbah kemasan karton minuman menjadi produk bernilai tinggi bagi industri logistik.
“Kolaborasi ini mendemonstrasikan bagaimana inovasi dan cara berpikir sirkular bisa mentransformasikan material menjadi produk tahan lama dan bermanfaat,” tuturnya.
Selain itu, langkah tersebut juga menegaskan komitmen Tetra Pak terhadap pembangunan rantai nilai daur ulang yang tangguh di Indonesia.
Melalui penyediaan peralatan dan sumber daya kepada mitra lokal, perusahaan berupaya memperkuat kapasitas nasional dalam pengelolaan limbah kemasan.
Terrynz Tan, Sustainability Director Tetra Pak ASEAN, menyatakan bahwa keberlanjutan tidak semata berhenti pada pengurangan emisi.
“Di Indonesia, hal ini berarti berkolaborasi dengan para mitra lokal yang memiliki kesamaan nilai untuk membangun infrastruktur daur ulang yang solid, mengembangkan solusi inovatif seperti upcycling polyAl, dan memastikan keamanan kemasan makanan-minuman,” ujarnya.
Baca Juga: Genjot Ekonomi Sirkuler, MIND ID Bersama Masyarakat Ubah Sampah Menjadi Produk Bernilai
Diharapkan, dengan adanya Kklaborasi Tetra Pak dan Repal ini bisa menjadi contoh nyata transformasi ekonomi sirkular, di mana limbah diolah menjadi sumber daya bernilai ekonomi tinggi yang mendukung industri logistik nasional.
Kini, Tetra Pak sudah berkolaborasi dengan tiga perusahaan pendaur ulang yakni PT Leo Graha Sukses Primatama, PT Jayantara Sakti, dan PT Repal Internasional Indonesia untuk mengubah Poly Al menjadi produk yang lebih sustain.
Repal sendiri, dalam satau kali produksi pabrik bisa menghasilkan 390 palet industri yang mana membutuhkan sampah Poly Al sebanyak 28 kilogram untuk setiap paletnya.
Tidak hanya dengan Repal, kemitraan Tetra Pak juga terjalin dengan komunitas Daur untuk Negeri (DAURI), infrastruktur kolektor dan pemilahan sampah, seperti Yapsi, ecoBali Recycling, Waste4Change, Armada Kemasan Nusantara, dan Bina Usaha Mandiri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Azka Elfriza
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement