Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Lesunya Pembiayaan, Laba Bersih CFIN Merosot 15 Persen

        Lesunya Pembiayaan, Laba Bersih CFIN Merosot 15 Persen Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Clipan Finance Indonesia Tbk. (CFIN) melaporkan penurunan laba bersih sebesar 15,56 persen pada kuartal III 2025. Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2025, dikutip Senin (27/10/2025), laba bersih perusahaan tercatat Rp135,65 miliar, turun dari Rp160,66 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

        Pelemahan kinerja tersebut ikut menekan laba per saham menjadi Rp34,05 dari sebelumnya Rp40,32. 

        Penurunan ini mencerminkan tekanan pada aktivitas pembiayaan konsumen yang masih lesu di tengah tingginya risiko kredit dan melemahnya daya beli masyarakat.

        Total pendapatan CFIN mencapai Rp1,22 triliun, turun 10,29 persen dibanding Rp1,36 triliun pada kuartal III 2024. Segmen pembiayaan konsumen menjadi kontributor utama penurunan, dengan nilai Rp896,12 miliar, menurun dari Rp987,84 miliar tahun lalu.

        Meski demikian, pendapatan sewa pembiayaan naik menjadi Rp53,89 miliar dari Rp50,84 miliar, sementara penjualan dan sewa balik meningkat dua kali lipat menjadi Rp8,18 miliar dari Rp4,63 miliar.

        Pendapatan lainnya turut melemah menjadi Rp265,02 miliar dibanding Rp308,2 miliar pada tahun sebelumnya. 

        Di sisi lain, CFIN berhasil menekan beban operasional dengan total pengeluaran sebesar Rp1,06 triliun, menyusut 7,82 persen dari Rp1,15 triliun.

        Beban bunga dan pembiayaan lainnya turun menjadi Rp213,76 miliar dari Rp235,59 miliar, sementara beban administrasi juga berkurang menjadi Rp136,23 miliar dari Rp179,97 miliar. 

        Beban tenaga kerja tercatat Rp237,47 miliar, lebih rendah dibanding Rp290,66 miliar pada periode sama tahun lalu.

        Namun, beban penurunan nilai aset masih menjadi tantangan besar bagi CFIN. 

        Kerugian penurunan nilai aset keuangan meningkat menjadi Rp403,91 miliar dari Rp371,65 miliar, menunjukkan adanya tekanan dari portofolio pembiayaan bermasalah. Penyusutan aset sewa operasi juga naik menjadi Rp3,48 miliar dari Rp2,26 miliar.

        Dari sisi neraca, total aset CFIN turun menjadi Rp9,74 triliun dari Rp10,11 triliun pada akhir 2024. Ekuitas perusahaan ikut terkikis menjadi Rp5,7 triliun, sedangkan liabilitas berkurang menjadi Rp4,04 triliun dari Rp4,35 triliun.

        Meski efisiensi operasional berhasil menahan laju penurunan laba lebih dalam, tekanan dari kualitas aset dan penurunan permintaan pembiayaan masih menjadi faktor utama yang menekan kinerja perusahaan hingga akhir 2025.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: