Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf) Irene Umar mengungkapkan kesiapan Jakarta menjadi creative playground untuk menghasilkan produk ekraf berkelanjutan.
Wamen Ekraf menyampaikannya saat diskusi Circular by Design: How the Creative Economy Shapes Tomorrow’s Cities yang menjadi rangkaian dari Jakarta Innovation Days 2025 di Thamrin Nine Ballroom, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Baca Juga: RI Diharapkan Dapat Bangun Ekonomi Kreatif dan Tarik Investasi Lewat VivaTech
Wamen Ekraf Irene meyakini bahwa diskusi ini sebagai bentuk komitmen dan kontribusi bersama untuk mewujudkan Jakarta yang ramah lingkungan dengan kreativitasnya.
“Dengan kreativitas yang ada, kita sebagai warga Jakarta harus menjadi lebih dekat dengan kota dan lingkungannya. Sebab Jakarta sudah siap menjadi creative playground bagi para pejuang ekonomi kreatif yang ingin kota ini selalu bersih. Produk-produk ekraf juga terus didukung unsur sustainability yang tak sekadar menghasilkan sampah, tapi bisa didaur ulang dari sampah menjadi berkah. Mari, kita cari creative solutions yang bisa memberikan value added terhadap ekonomi,” ucap Wamen Ekraf Irene, dikutip dari siaran pers Kemen Ekraf, Senin (27/10).
Acara ini diarahkan untuk menumbuhkan gagasan, memperkuat kolaborasi, dan menghadirkan solusi nyata menuju Jakarta sebagai kota global. Strategi untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip ekonomi sirkular ke dalam ekonomi kreatif Jakarta juga dibahas dalam diskusi tersebut.
Sementara itu, misi perusahaan untuk lingkungan sehat dan berkelanjutan juga disampaikan dari para stakeholder lain yang turut jadi pembicara dalam sesi diskusi ini. Kami Idea, Plasticpay, dan Surplus Indonesia menceritakan seperti apa mereka membangun aspek bisnis sekaligus fokus melakukan pengelolaan sampah guna menghadirkan inovasi berkelanjutan.
“Kolaborasi antar industri kreatif bukan hanya menghasilkan estetika saja, tapi harus punya satu tujuan untuk membangun masa depan Kota Jakarta. Industri fesyen sering dianggap sebagai salah satu penyumbang limbah terbesar. Untuk itu, Kami Idea hadir sebagai jenama lokal dengan konsep inovasi fesyen berkelanjutan yang memanfaatkan sisa bahan dalam proses produksi sekaligus pemberdayaan komunitas lokal,” jelas Istafiana Candarini sebagai Founder Kami Idea.
Dalam kesempatan tersebut, Surplus Indonesia sebagai platform recommerce sirkular yang memulihkan nilai produk sekaligus menanggulangi dampak lingkungan juga turut berkontribusi membuat terobosan teknologi yang efektif. Terbukti bisnis ini telah menjadi pemenang Swiss Innovation Challenge ASEAN 2024 yang menunjukkan solusi pencegahan limbah pangan.
“Pada dasarnya, interaksi dan edukasi merata dari pihak Pemerintah kepada masyarakat itu begitu penting seperti apa plastik yang punya efek menjadi sampah ternyata masih bisa bermanfaat saat bisa dijadikan sebuah produk yang masih bisa digunakan. Harapannya, inovasi terhadap sustainability bisa mewujudkan masa depan kota itu sendiri,” harap Arvian Prabawa sebagai VP Business Development of Surplus Indonesia.
Peran teknologi dan kolaborasi dalam mengatasi sampah plastik juga disampaikan perwakilan dari Plasticpay yang menghadirkan mesin-mesin pengolah sampah plastik untuk beberapa titik lokasi di Jakarta. Gerakan ini juga mempromosikan gaya hidup berkelanjutan dengan menukar botol plastik menjadi saldo e-wallet.
“Kita bisa memulai dari diri sendiri untuk mengubah perilaku dari hal-hal kecil. Jangan terlalu banyak gimik, tapi action saja untuk menyetorkan botol plastik melalui mesin otomatis Reverse Vending Machine (RVM) yang sudah mencapai 200 unit dan tersebar di Indonesia. Nantinya, akan menjadi suatu gerakan yang tentu membangun ekosistem secara berkelanjutan,” ujar Yan Kurniawan Setiadi sebagai COO PT Plasticpay Teknologi Daurulang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya