Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pangan Lokal Dapat Perkuat Ketahanan Gizi Keluarga

        Pangan Lokal Dapat Perkuat Ketahanan Gizi Keluarga Kredit Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak pada Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Pribudiarta Nur Sitepu, menegaskan peran penting pangan lokal bagi pertumbuhan generasi Indonesia.

        Dirinya mengatakan bahan pangan lokal dapat memperkuat ketahanan gizi keluarga, terutama pada masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) sebagai periode emas pertumbuhan anak.

        Baca Juga: Di KTT ASEAN Plus Three, Presiden Prabowo Dorong Kerja Sama Konkret dan Integrasi Kawasan

        Ini disampaikannya pada kegiatan Kelas Online Anak dan Keluarga Terkait Kesehatan dan Pendidikan (KOLAK-KETAN) yang digelar secara  daring dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia 2025, dengan tema “Ketahanan Gizi Keluarga: Peran Pangan Lokal dalam Mendukung 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)”, beberapa waktu lalu.

        “Pangan lokal khas Indonesia yang beranekaragam jenisnya berperan penting mendukung 1000 Hari Pertama Kehidupan untuk memastikan anak tumbuh sehat, cerdas, dan kuat. Pangan lokal di sekitar kita jika dimanfaatkan dengan baik dapat menjadi sumber gizi lengkap dan terjangkau bagi keluarga,” ujarnya, dikutip dari siaran pers Kemen PPPA, Senin (27/10). 

        Pribudiarta menjelaskan ketahanan gizi keluarga dapat diwujudkan melalui edukasi gizi beragam, bergizi seimbang, aman dan pemanfaatan lahan pekarangan rumah sebagai sumber pangan alternatif. Pemanfaatan pangan lokal juga mendukung ekonomi masyarakat dan keberlanjutan lingkungan melalui rantai pasok yang lebih pendek dan efisien.

        “Kemen PPPA terus mendorong keterlibatan keluarga dan masyarakat dalam mengoptimalkan pemanfaatan pangan lokal. Ini bukan hanya soal gizi tetapi tentang memastikan generasi Indonesia tumbuh kuat dan berkualitas,” ungkap Pribudiarta Nur Sitepu.

        Asisten Deputi Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Pemenuhan Hak Anak Wilayah III, Rr. Endah Sri Rejeki selaku penyelenggara menyampaikan kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Kemen PPPA untuk menjamin terpenuhinya hak anak atas gizi dan kesehatan. Kemen PPPA mengajak seluruh pihak  baik pemerintah, dunia usaha, masyarakat, maupun keluarga untuk memperkuat pemanfaatan pangan lokal bergizi dan berkelanjutan sebagai langkah nyata membangun generasi berkualitas menuju Indonesia Emas 2045.

        Dalam kesempatan yang sama, Aulia Caprina Roestam, Founder Kebun Gizi Pesisir (KUZIR)  menjelaskan bahwa masa 1000 Hari Pertama Kehidupan mulai dari masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun merupakan periode penting yang menentukan masa depan anak.

        “Keluarga perlu mulai melihat pangan lokal bukan hanya sebagai pilihan tetapi sebagai solusi strategis untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu dan anak. Dengan memanfaatkan bahan pangan yang tersedia di sekitar kita, seperti singkong, kelor, ikan dan tempe kita dapat menghadirkan sumber nutrisi lengkap yang mudah dijangkau dan berkelanjutan,” ujar Aulia

        Aulia menambahkan bahwa peningkatan pemahaman masyarakat tentang gizi berbasis pangan lokal perlu diperkuat melalui edukasi komunitas, inovasi produk lokal bergizi  dan kerja sama lintas sektor agar manfaatnya dapat dirasakan secara luas.

        Sementara itu, Vania Febriyantie, urban farmer asal Bandung sekaligus pendiri komunitas Seni Tani, menekankan bahwa pangan lokal tidak hanya terkait dengan gizi, tetapi juga mencerminkan hubungan manusia dengan alam dan budaya lokal.

        “Pangan bukan sekadar soal makan tapi juga tentang membangun hubungan antara manusia, alam, dan komunitasnya. Melalui pangan lokal, kita bisa kembali menghargai proses menanam, mengolah, dan berbagi hasil bumi,” ujar Vania.

        Vania  mengajak keluarga untuk mulai berkebun di rumah atau secara komunal dan mengenal kembali bahan pangan lokal sebagai bagian dari gaya hidup sehat dan berkelanjutan.

        “Langkah kecil seperti menanam sayur atau kelor di pekarangan rumah bisa memberi dampak besar bagi ketahanan gizi keluarga,” tambah Vania. Pemanfaatan pekarangan rumah sebagai sumber pangan lokal dapat meningkatkan sumber pendapatan keluarga serta dapat membuka peluang usaha baru di masyarakat.

        Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari PT Astra International Tbk melalui platform SATU Indonesia Awards sebagai bentuk kolaborasi dunia usaha dalam memperkuat edukasi gizi keluarga.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
        Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

        Bagikan Artikel: