Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Emiten Batu Bara (PTBA) Catat Laba Rp1,4 Triliun per Kuartal III 2025, Anjlok 56%

        Emiten Batu Bara (PTBA) Catat Laba Rp1,4 Triliun per Kuartal III 2025, Anjlok 56% Kredit Foto: PT Bukit Asam Tbk
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melaporkan kinerja keuangan untuk sembilan bulan pertama 2025 dengan laba bersih sebesar Rp1,4 triliun, turun 56% year-on-year (YoY) dari Rp3,2 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini terjadi di tengah pelemahan harga batu bara global yang menekan margin keuntungan perseroan.

        Dari kinerja operasional, PTBA tetap menunjukkan tren positif. Produksi batu bara tercatat naik 9% YoY, sementara realisasi penjualan juga meningkat 8% YoY. Namun, terjadi penurunan harga jual rata-rata (ASP) sebesar 6% akibat turunnya harga acuan global, NCI turun 22% dan ICI-3 melemah 16% YoY. 

        Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail, mengatakan pihaknya terus menjaga performa meski tekanan harga global masih terasa.

        “Di tengah tekanan harga batu bara global yang masih menurun sepanjang 2025, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) berhasil mempertahankan kinerja operasional yang solid serta menjaga profitabilitas melalui peningkatan efisiensi biaya dan optimalisasi portofolio pasar domestik. Hal ini tercermin dari pertumbuhan volume produksi dan penjualan yang tetap positif, serta realisasi capex yang mendukung keberlanjutan operasi dan proyek logistik strategis,” ujar Arsal.

        Baca Juga: PTBA Ubah Batu Bara Jadi Pupuk, Kapasitas Produksi 150 ton Per Tahun

        Dari sisi pendapatan, PTBA berhasil membukukan Rp31,3 triliun hingga akhir September 2025, naik 2% YoY. Adapun porsi penjualan domestik mencapai 56%, sedangkan ekspor sebesar 44%, dengan Bangladesh, India, Filipina, Vietnam, dan Korea Selatan menjadi lima negara tujuan utama.

        Kenaikan aktivitas operasional juga berdampak pada beban pokok pendapatan yang meningkat menjadi Rp27,8 triliun, naik 11% YoY. Selain itu, kebijakan pencabutan subsidi FAME pada biodiesel dan penerapan B40 turut menyebabkan harga bahan bakar naik 8% YoY, menambah tekanan pada biaya operasional.

        Dari sisi neraca, total aset PTBA pada akhir September 2025 tercatat Rp42,8 triliun, naik dari Rp41,8 triliun di akhir 2024. Liabilitas meningkat dari Rp19,1 triliun menjadi Rp22,1 triliun, sementara ekuitas sedikit terkoreksi dari Rp22,6 triliun menjadi Rp20,8 triliun.

        Baca Juga: PTBA Kunci 800 Juta Ton Batu Bara Buat Hilirisasi, DME Jalan Tahun Depan

        Corporate Secretary Division Head PTBA, Eko Prayitno, menegaskan bahwa perusahaan tetap fokus pada efisiensi dan keberlanjutan jangka panjang.

        “PTBA secara konsisten melakukan cost leadership dari sisi internal perusahaan untuk mencapai kinerja yang optimal. Perbaikan harga diharapkan membawa dampak positif seiring dengan berbagai strategi marketing maupun operasional yang dilakukan oleh perusahaan,” jelasnya.

        Ia menambahkan, meski pasar global masih menantang, PTBA tetap mencatatkan kinerja positif dan akan terus mendorong efisiensi biaya serta memperluas portofolio usaha yang berkelanjutan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Belinda Safitri
        Editor: Belinda Safitri

        Bagikan Artikel: