Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Menerjemahkan Indonesia Incorporated ke Langkah Aksi

        Menerjemahkan Indonesia Incorporated ke Langkah Aksi Kredit Foto: Antara/Reno Esnir
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Meneguhkan Sinergi Bangsa untuk Kedaulatan Ekonomi

        Konsep Indonesia Incorporated adalah ajakan agar seluruh elemen bangsa: pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat bergerak bersama sebagai satu kesatuan strategis dalam membangun ekonomi nasional yang berdaulat dan menyejahterakan rakyat. Untuk itu, dunia usaha dan pemerintah harus bergandengan tangan, berpikir dengan satu tujuan: menciptakan kesejahteraan dan kemandirian ekonomi bangsa.

        Namun, semangat ini tidak akan terwujud jika masing-masing kementerian masih terjebak dalam ego sektoral. Sinergi hanya akan lahir bila seluruh instansi pemerintah menanggalkan batas-batas birokrasi sektoralnya dan mulai bekerja lintas fungsi, mempercepat proses bisnis, dan mengutamakan hasil nyata.

        Mempercepat Proses Bisnis dan Kolaborasi Lintas Kementerian

        Langkah pertama adalah membangun mekanisme kolaborasi lintas kementerian yang berbasis misi (mission-oriented collaboration). Keberhasilan satu sektor harus diukur dari dampaknya terhadap sektor lain. Misalnya, keberhasilan Kementerian Perindustrian dalam mendorong investasi manufaktur harus terhubung dengan Kementerian Tenaga Kerja yang menyiapkan tenaga siap pakai, dan Kementerian Keuangan yang mendukung melalui insentif fiskal.

        Baca Juga: Investor Wait and See, Data Ekonomi Akan Jadi Katalis Dolar AS

        Dengan membentuk shared KPI (Indikator Kinerja Bersama), pemerintah dapat memastikan setiap program memiliki arah yang sama: bukan sekadar menjalankan anggaran, tetapi menciptakan efek ganda ekonomi yang nyata.

        Dari Penyerapan Anggaran ke Pengukuran Dampak

        Sudah saatnya ukuran keberhasilan pembangunan bergeser dari serapan anggaran menjadi serapan manfaat. Ukuran baru harus berfokus pada dampak nyata terhadap penciptaan lapangan kerja, peningkatan produktivitas, dan penguatan daya saing nasional.

        Pengukuran berbasis impact akan mendorong efisiensi, inovasi, dan tanggung jawab lintas kementerian. Setiap rupiah dari APBN harus diukur bukan dari seberapa cepat dibelanjakan, tetapi seberapa besar kontribusinya terhadap kesejahteraan rakyat.

        Konteks Ekonomi Indonesia: Momentum yang Harus Diperkuat

        Menurut OECD Economic Outlook 2024, ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh 4,7% pada 2025 dan 4,8% pada 2026, sedikit melambat dibandingkan 5,1% pada 2024. IMF mencatat tingkat pengangguran masih berkisar di 5,2% pada 2024 dan hanya menurun sedikit menjadi 5,1% pada 2025.

        Artinya, walau fundamental ekonomi tetap kuat, akselerasi pertumbuhan membutuhkan multiplier effect yang lebih besar, dan di sinilah pentingnya paradigma Indonesia Incorporated.

        Baca Juga: Efek Data Ekonomi, Bursa Eropa Catatkan Kenaikan di Oktober 2025

        Data ketenagakerjaan menunjukkan bahwa 212 juta penduduk Indonesia kini berada di usia produktif, dengan tingkat pekerjaan sekitar 66%. Sektor perdagangan menyerap tambahan 980.000 pekerjaan baru, pertanian 890.000, dan manufaktur 720.000 (BPS, 2025). Ini memperlihatkan pentingnya sinergi lintas sektor, terutama untuk memastikan lapangan kerja yang tercipta adalah pekerjaan penuh waktu dan bernilai tambah tinggi.

        Mengarahkan Fokus ke Sektor Unggulan

        Selaras dengan arah Asta Cita Pemerintah yang antara lain menekankan kedaulatan pangan, transformasi industri, ekonomi hijau, dan percepatan digitalisasi; Indonesia memiliki empat sektor unggulan yang menjadi motor pertumbuhan jangka menengah:

        1. Ekonomi Digital dan Teknologi: Sektor ini menjadi lokomotif baru dengan potensi kontribusi 20% terhadap PDB pada 2030, menciptakan jutaan pekerjaan baru.

        2. Manufaktur Berbasis Nilai Tambah dan Energi Bersih: Pengolahan mineral, baterai EV, dan biofuel memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global.

        3. Pertanian Modern dan Agribisnis Inklusif: Meningkatkan produktivitas desa sekaligus mengurangi ketimpangan wilayah.

        4. Jasa dan Pariwisata: Penggerak utama lapangan kerja, dengan efek langsung terhadap UMKM, logistik, dan ekonomi lokal.

        Membangun Indonesia Incorporated Sebagai Gerakan Nasional

        Indonesia Incorporated bukan sekadar slogan, melainkan paradigma baru pembangunan nasional.

        Langkah konkrit yang harus diambil:

        • Melepaskan ego sektoral antar kementerian melalui policy interlink map dan shared KPI.

        • Mengubah indikator kinerja pemerintah menjadi berbasis dampak sosial-ekonomi.

        • Mendorong dunia usaha sebagai mitra utama pembangunan, melalui insentif berbasis dampak dan kemudahan berusaha yang nyata.

        • Mengintegrasikan data lintas lembaga untuk mengukur multiplier effect dan menajamkan arah kebijakan publik.

        Dengan semangat kolaborasi ini, dunia usaha akan lebih mudah berinvestasi, berinovasi, dan menciptakan lapangan kerja. Pemerintah pun akan lebih efektif dalam memastikan setiap kebijakan berkontribusi pada kesejahteraan rakyat.

        Sinergi untuk Kecepatan dan Keberlanjutan

        Indonesia sedang berada pada persimpangan penting. Dengan populasi produktif besar, sumber daya alam melimpah, dan posisi strategis di rantai pasok global, kita memiliki semua syarat untuk menjadi kekuatan ekonomi dunia.

        Baca Juga: OJK Nilai Sektor Multifinance Masih Stabil Meski Ekonomi Berfluktuasi

        Namun, keberhasilan itu hanya mungkin tercapai jika Indonesia Incorporated benar-benar diterjemahkan menjadi tindakan nyata: kolaborasi lintas sektor, orientasi pada dampak, dan komitmen bersama membangun bangsa yang berdaulat secara ekonomi dan berkeadilan sosial.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Amry Nur Hidayat

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: