Kredit Foto: SAP Express
PT Satria Andalan Prima Tbk (SAPX) mencatat penurunan pendapatan signifikan sepanjang sembilan bulan pertama 2025 akibat perlambatan aktivitas pengiriman dan tekanan harga di sektor logistik. Meski demikian, perusahaan jasa logistik dan pengiriman ini masih mampu mempertahankan laba usaha melalui strategi efisiensi biaya dan pengendalian beban operasional.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan pada Selasa (4/11/2025), SAPX membukukan pendapatan sebesar Rp402,30 miliar hingga 30 September 2025, turun 23,1% dibandingkan Rp523,35 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan tersebut terutama dipengaruhi melemahnya permintaan jasa logistik dan kompetisi tarif yang ketat di pasar domestik.
Baca Juga: Green Power (LABA) Gandeng Perusahaan Tiongkok Dirikan Anak Usaha Baru
Strategi penghematan biaya yang diterapkan manajemen membantu menjaga profitabilitas operasional. Beban langsung turun menjadi Rp331,12 miliar dari Rp417,65 miliar, sementara laba bruto terkoreksi menjadi Rp71,17 miliar dari Rp105,69 miliar pada September 2024.
Efisiensi juga terlihat pada pos beban usaha yang berhasil ditekan 37,2% menjadi Rp64,01 miliar dari Rp101,93 miliar. Langkah efisiensi ini mendorong laba usaha naik hampir dua kali lipat menjadi Rp7,16 miliar dari Rp3,76 miliar pada periode sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: Laba Bersih BRMS Melonjak 129%, Ditopang Produksi Emas dan Tembaga
Namun, kenaikan beban lain-lain neto menjadi Rp5,99 miliar dari Rp2,52 miliar membatasi perbaikan kinerja laba secara keseluruhan. Akibatnya, laba sebelum pajak turun tipis menjadi Rp1,17 miliar dari Rp1,24 miliar. Setelah dikurangi pajak, laba bersih SAPX tercatat Rp911,34 juta, sedikit lebih rendah dibandingkan Rp967,33 juta pada 2024. Laba per saham dasar juga menurun menjadi Rp1,09 dari Rp1,16.
Dari sisi neraca, total aset SAPX meningkat 8,35% menjadi Rp418,05 miliar dibandingkan Rp385,87 miliar pada akhir 2024. Peningkatan ini mencerminkan ekspansi fasilitas dan optimalisasi armada pengiriman yang terus dilakukan perusahaan. Sementara itu, total liabilitas naik menjadi Rp216,77 miliar dari Rp185,51 miliar, sejalan dengan peningkatan pembiayaan untuk mendukung kegiatan operasional.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: