Studi Nutanix: Industri Jasa Keuangan Mempercepat Adopsi GenAI, Namun Terkenda Infrastruktur dan Talenta
Kredit Foto: Nutanix
Nutanix, pemimpin dalam komputasi hybrid multicloud, mengumumkan hasil survei dan laporan penelitian tahunan Financial Services Enterprise Cloud Index (ECI) edisi ketujuh, yang mengukur kemajuan perusahaan-perusahaan dalam mengadopsi cloud di sektor jasa keuangan. Penelitian ini menunjukkan bahwa hampir seluruh organisasi jasa keuangan yang disurvei saat ini sudah memanfaatkan aplikasi atau beban kerja GenAI, dengan fokus pada penggunaan nyata yang mengarah pada layanan dukungan pelanggan dan pengembangan konten.
Meski pengadopsian Gen AI sudah sedemikian luas, berbagai organisasi jasa keuangan masih menghadapi kesulitan dalam mengimbangi laju perkembangannya. Sebagian besar menyebut adanya kesenjangan dalam keterampilan untuk mengelola GenAI dengan infrastruktur yang ada saat ini. Selain itu, 97% responden mengaku bisa melakukan lebih banyak upaya untuk mengamankan model dan aplikasi GenAI mereka.
GenAI juga diperkirakan akan memberikan manfaat transformatif bagi industri keuangan di Indonesia. Riset terbaru ini menunjukkan bahwa 49% pemimpin bisnis di sektor jasa keuangan di Indonesia memprioritaskan GenAI untuk meningkatkan layanan pelanggan, sementara 34% sudah melaporkan manfaat nyata dari implementasinya. Selain itu, 51% lembaga keuangan di Indonesia sudah mengaplikasikan GenAI dalam operasional sehari-hari, dan 27% mengakui potensi GenAI untuk menciptakan produk dan layanan baru.
Namun, organisasi-organisasi jasa keuangan di Indonesia juga menghadapi sejumlah tantangan, di antaranya risiko halusinasi, bias, potensi pelanggaran terhadap undang-undang perlindungan data, privasi data, dan tantangan keamanan siber, serta perlunya meningkatkan keterampilan tenaga kerja. Temuan ini menegaskan pentingnya infrastruktur yang aman dan skalabel, serta pengembangan talenta secara berkelanjutan untuk mengoptimalkan potensi GenAI.
“Sektor keuangan Indonesia sedang memanfaatkan GenAI sebagai alat strategis untuk meningkatkan pengalaman pelanggan dan efisiensi operasional. Banyak lembaga sudah merasakan manfaat nyata, mulai dari membuat tugas sehari-hari dengan lebih efisien, hingga mendorong batasan dengan ide-ide produk baru. Namun, kekhawatiran terkait privasi data, keamanan siber, dan kebutuhan upskill karyawan memang nyata dan semakin besar,” kata Robert Kayatoe, Indonesia country manager, Nutanix.
“Di Nutanix, kami yakin hybrid multicloud dan kontainerisasi adalah fondasi yang penting bagi kesuksesan GenAI, sebab keduanya akan memberikan kelincahan, skalabilitas, dan keamanan yang dibutuhkan untuk berinovasi secara bertanggung jawab. Kami bangga bisa mendukung lembaga jasa keuangan di Indonesia dengan infrastruktur dan keahlian, sehingga mereka dapat memimpin dengan penuh keyakinan di era baru yang digerakkan oleh AI ini,” tambahnya.
Laporan ini menyurvei para pemimpin lembaga jasa keuangan mengenai adopsi GenAI, penggunaan Kubernetes dan kontainer, serta lokasi mereka menjalankan aplikasi-aplikasi krusial mereka dan di mana mereka berencana untuk menjalankannya di masa depan. Aspek-aspek kunci yang ditemukan antara lain:
Adopsi Gen AI Luas Namun Tidak Bebas Risiko: Hampir seluruh responden melaporkan bahwa mereka sudah menggunakan GenAI dalam berbagai bentuk, dengan fokus penggunaan pada dukungan pelanggan, penciptaan konten, dan otomatisasi. Tetapi privasi dan keamanan data tetap menjadi kekhawatiran utama, dengan 97% responden sepakat bahwa organisasi mereka harus lebih giat dalam mengamankan model dan aplikasi GenAI.
Modernisasi Infrastruktur Diperlukan untuk Kesuksesan GenAI: Sebanyak 92% responden menyatakan bahwa infrastruktur yang ada saat ini perlu ditingkatkan agar dapat sepenuhnya mendukung aplikasi cloud native dan kontainer. Meskipun kontainerisasi dan Kubernetes sudah digunakan, terutama untuk beban kerja GenAI, portabilitas aplikasi dan data yang terpisah-pisah masih tetap menjadi hambatan besar.
Kekurangan Talenta IT Bisa Memperlambat Momentum: Hampir seluruh responden (98%) menghadapi kesulitan dalam mengangkat GenAI dari tahap pengembangan ke tahap produksi karena kurangnya tenaga ahli dan masalah integrasi. Walaupun 62% responden sudah aktif mencari talenta GenAI, pelatihan dan peningkatan keterampilan tetap menjadi prioritas yang utama.
Return on Investment (ROI) adalah Prioritas Namun Butuh Waktu: Sebanyak 39% responden mengantisipasi potensi kerugian terkait GenAI dalam 12 bulan ke depan, sementara 58% berharap akan memperoleh keuntungan dalam satu sampai tiga tahun. Hal ini menunjukkan bahwa para pemimpin perusahaan jasa keuangan punya pandangan jangka panjang terhadap kesuksesan GenAI, namun juga menegaskan perlunya tools yang lebih baik untuk mengukur ROI GenAI.
Keamanan dan Kepatuhan akan Terus Jadi Prioritas: Mayoritas responden (96%) mengatakan bahwa GenAI mengubah prioritas mereka terhadap keamanan dan privasi data. Selain itu, 90% mengungkapkan kekhawatiran terkait keamanan data dalam ekosistem vendor IT yang lebih luas. Hal ini menegaskan kompleksitas dalam mengamankan implementasi AI.
Selama tujuh tahun berturut-turut, Nutanix memprakarsai studi riset global untuk mempelajari kondisi penerapan cloud enterprise, tren kontainerisasi aplikasi, dan adopsi aplikasi GenAI. Pada musim gugur 2024, peneliti asal Inggris, Vanson Bourne, mensurvei 1.500 pengambil keputusan di bidang IT dan DevOps/Platform Engineering di seluruh dunia. Para responden mencakup berbagai industri, skala bisnis, dan kawasan, termasuk Amerika Utara dan Selatan; Eropa, Timur Tengah, dan Afrika (EMEA); serta kawasan Asia Pasifik – Jepang (APJ).
Untuk mempelajari lebih lanjut mengenai laporan dan hasil riset ini, silakan unduh dokumen lengkap Financial Services Nutanix Enterprise Cloud Index di sini dan baca blog kami di di sini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sufri Yuliardi
Tag Terkait: