- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Investasi Asing Melemah, Stimulus Fiskal dan Pelonggaran BI Jadi Penopang Kredit
Kredit Foto: ICDX
Kinerja investasi di Indonesia menunjukkan pelemahan sepanjang tahun 2025, terutama dari sisi penanaman modal asing langsung (foreign direct investment/FDI).
Chief Economist PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Dian Ayu Yustina, menilai kondisi ini menjadi tantangan utama bagi pertumbuhan ekonomi, meski stimulus fiskal dan kebijakan moneter yang longgar diperkirakan mampu menjaga momentum penyaluran kredit.
“FDI mengalami kontraksi dalam kuartal terakhir setelah sebelumnya tumbuh positif. Tekanan juga terjadi pada portfolio investment, terutama di pasar saham yang masih mengalami capital outflow,” kata Dian Ayu, Senin (10/11/2025).
Menurutnya, pelemahan arus investasi disebabkan oleh kombinasi faktor eksternal dan domestik. Dari luar negeri, ketidakpastian global dan perbedaan suku bunga dengan Amerika Serikat membuat investor cenderung menahan ekspansi. Sementara dari dalam negeri, efisiensi birokrasi dan kepastian hukum masih menjadi perhatian pelaku usaha.
Baca Juga: Realisasi Investasi Melesat, Program Infrastruktur era Prabowo Dinilai Makin Menjanjikan
Dian menjelaskan, pemerintah telah menempuh sejumlah langkah untuk menahan dampak perlambatan investasi. Salah satunya dengan kebijakan Kementerian Keuangan yang menempatkan dana saldo anggaran pada bank-bank komersial agar bisa disalurkan ke sektor produktif.
“Kebijakan penempatan dana pemerintah di perbankan diharapkan bisa meningkatkan pertumbuhan kredit di kuartal IV 2025. Ini strategi untuk mendorong likuiditas dan pembiayaan di tengah pelemahan investasi,” ujarnya.
Selain dukungan fiskal, Bank Indonesia juga telah melakukan pelonggaran moneter yang cukup agresif. Sejak awal tahun, suku bunga acuan telah turun lima kali.
“Penurunan BI Rate serta berbagai insentif kredit yang diberikan menjadi katalis utama bagi peningkatan permintaan pembiayaan di sektor konsumsi dan produktif,” kata Dian.
Dengan kombinasi kebijakan tersebut, Bank Mandiri memperkirakan penyaluran kredit nasional akan meningkat di kuartal terakhir tahun ini. Optimisme itu ditopang oleh perbaikan persepsi konsumen dan mulai pulihnya sentimen bisnis domestik.
“Semester pertama tahun ini memang cukup menantang, tetapi di paruh kedua, kami melihat adanya pembalikan sentimen. Persepsi masyarakat mulai positif, dan itu bisa menjadi pendorong pertumbuhan kredit rumah tangga dan konsumsi,” jelas Dian.
Baca Juga: Rosan Roeslani Bahas Investasi Korea Selatan di Indonesia Senilai 6 Miliar Dolar AS
Ia menambahkan, risiko kredit secara umum juga mulai menurun seiring stabilnya kondisi likuiditas dan inflasi yang terkendali.
“Kondisi ini membuka peluang bagi perbankan untuk mempercepat ekspansi kredit menjelang akhir tahun,” ujarnya.
Meski optimistis terhadap kinerja kredit, Dian menegaskan bahwa pemulihan investasi tetap menjadi kunci pertumbuhan jangka menengah.
“Tanpa peningkatan FDI dan investasi portofolio, potensi akselerasi ekonomi akan terbatas. Pemerintah perlu menjaga kepercayaan investor dengan reformasi struktural yang konsisten,” tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: