Kredit Foto: Istimewa
Setelah 43 hari shutdown, Presiden Amerika Serikat Donald Trump akhirnya menandatangani rancangan undang-undang pendanaan yang mengakhiri penutupan pemerintahan terpanjang dalam sejarah AS.
Namun, kabar positif ini belum mampu mendorong euforia di pasar kripto. Bitcoin (BTC) hanya menguat tipis sekitar 1% ke level US$102.400 atau sekitar Rp1,71 miliar (kurs Rp16.730), sementara Ethereum (ETH) naik 2% dan XRP menguat 4%.
Analis Tokocrypto Fyqieh Fachrur menilai, meski data pergerakan harga tampak hijau, kenaikan tersebut belum mencerminkan perubahan tren yang solid.
Baca Juga: Meski Pasar Kripto Tertekan, Harga Bitcoin Sukses Bertahan di US$100.000
“Rebound Bitcoin kali ini lebih bersifat dead cat bounce, kenaikan sesaat setelah tekanan jual besar. Sentimen global memang mulai pulih setelah shutdown AS berakhir, tapi kekuatan fundamental Bitcoin belum cukup kuat untuk menembus resistensi di atas US$106.000,” ujar Fyqieh dikutip dari keteranga resmi, Kamis (13/11/2025).
Berakhirnya shutdown memungkinkan lembaga seperti Securities and Exchange Commission (SEC) dan Commodity Futures Trading Commission (CFTC) kembali beroperasi, sehingga proses persetujuan exchange-traded fund (ETF) spot Bitcoin dapat dilanjutkan. Meski demikian, Fyqieh memperkirakan efek positifnya tidak akan langsung terasa di pasar.
Baca Juga: Revisi UU P2SK Dinilai Ancam Keberlangsungan Industri Aset Kripto
“Investor masih menunggu kepastian dari SEC soal ETF kripto dan arah kebijakan fiskal AS ke depan. Dengan Indeks Dolar AS (DXY) yang terus menguat, banyak pelaku pasar justru memilih menahan posisi di aset berisiko seperti Bitcoin,” katanya.
Data pasar menunjukkan inflow ke ETF Bitcoin senilai US$524 juta belum mampu mendongkrak harga secara signifikan. Penguatan dolar AS membuat minat terhadap aset alternatif seperti kripto tetap terbatas. Fyqieh menambahkan, selama Bitcoin gagal menembus area US$106.000–US$108.000 dengan volume kuat, arah jangka pendek masih cenderung sideways hingga bearish.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ida Umy Rasyidah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: