Kredit Foto: Reuters
Bursa Eropa melemah pada perdagangan di Jumat (14/11). Pejabat Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat (AS) memberikan komentar bernada hawkish dan menekan ekspektasi pemangkasan suku bunga di Desember 2025.
Dilansir dari Reuters, Senin (17/11), Indeks Stoxx 600 ditutup turun 1% ke 574,81. Markoekonomi Amerika Serikat menjadi sorotan investor global sepanjang pekan dari November.
Baca Juga: KSEI Perluas Akses Pasar Saham, Ingin Distribusi Investor Lebih Merata
Investor sebelumnya berharap kembalinya rilis data ekonomi yang tertunda akibat penutupan pemerintahan dari negara tersebut akan menunjukkan pelemahan aktivitas ekonomi dan membuka ruang bagi bank sentral untuk menurunkan suku bunga pada Desember.
Namun harapan tersebut memudar setelah semakin banyak pejabat bank sentral menyampaikan kehati-hatian terhadap pelonggaran lebih lanjut pada akhir tahun.
Selain itu, saham teknologi kembali mengalami tekanan jual. Hal ini turut membebani sentimen pasar saham global.
“Amerika Serikat sepertinya memang berada dalam kondisi bubble dan bank sentral tidak akan melonggarkan kebijakan, itu akan buruk bagi ekuitas dan berpotensi menular ke Eropa. Sektor teknologi kawasan euro memang kecil, tetapi efeknya bisa merambat,” kata Ahli Strategi Multi-aset UBS Global Wealth Management, Anthi Tsouvali.
Tsouvali menambahkan bahwa sentimen sangat berperan, dan ketika sentimen turun, dampaknya menyebar ke banyak pasar.
Ekspektasi pemangkasan suku bunga, ditambah berakhirnya penutupan pemerintahan dari negara tersebut, sempat mendorong pasar saham euro mencetak rekor tertinggi beberapa kali pekan ini.
Beberapa saham mencatat pergerakan menonjol. Siemens Energy menguat setelah mengumumkan rencana membayarkan dividen pertama dalam empat tahun dan menaikkan prospek jangka menengah.
Nibe Industrier melemah setelah laporan kinerja kuartal ketiga. Sementara Bavarian Nordic turun setelah memangkas proyeksi pendapatan tahun ini dan menyatakan ketua perusahaannya saat ini akan mengundurkan diri.
Di Inggris, Menteri Keuangan Inggris, Rachel Reeves membatalkan rencana kenaikan tarif pajak penghasilan dalam anggaran mendatang, memunculkan pertanyaan mengenai strategi menjaga keseimbangan fiskal.
Baca Juga: Makin Buruk, Perusahaan China Keluhkan Ekosistem Bisnis di Uni Eropa
Sementara itu, data terbaru menunjukkan ekonomi zona euro tetap tumbuh pada laju moderat pada kuartal ketiga, sementara surplus perdagangan melonjak di September.Hal itu terjadi karena didorong ekspor yang kuat ke Amerika Serikat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: