Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Makin Buruk, Perusahaan China Keluhkan Ekosistem Bisnis di Uni Eropa

Makin Buruk, Perusahaan China Keluhkan Ekosistem Bisnis di Uni Eropa Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan China melaporkan kondisi bisnis terus memburuk selama enam tahun berturut-turut di Uni Eropa. Hal ini menyusul kenaikan biaya tenaga kerja dan tantangan politik yang menekan operasional mereka dalam kawasan dari euro.

Survei China Chamber of Commerce to the European Union (CCCEU) baru-baru ini menunjukkan bahwa performa kawasan tersebut dalam bidang riset, talenta, digitalisasi, dan akses pasar masih menjadi hambatan utama.

Baca Juga: Data Penjualan Kendaraan NEV di China Melesat Secara Signifikan

CCCEU mengatakan meski sentimen negatif ekstrem terhadap bisnis dari negaranya mulai mereda, belum ada perbaikan mendasar yang dirasakan. Secara keseluruhan, iklim bisnis kawasan euro diber skor 61. Angka tersebut lebih rendah satu poin dibanding 2024.

“Masalah inti seperti hambatan akses pasar dan pembatasan kolaborasi penelitian tetap belum terselesaikan dan terus menghambat operasi perusahaan kami di Uni Eropa,” tulis CCCEU, dilansir Kamis (13/11).

81% responden menyebut ketidakpastian yang meningkat berdampak pada bisnis mereka. 67% responden menilai sentimen buruk yang kuat masih menjadi faktor penghambat utama.

Tantangan spesifik lainnya meliputi pembatasan akses pasar dan pengadaan pemerintah, proses perizinan yang panjang, akses terbatas terhadap subsidi, serta minimnya saluran komunikasi dengan pemerintah.

Meski demikian, mayoritas perusahaan memperkirakan pendapatan mereka akan meningkat tahun ini, dan hampir setengahnya optimistis keuntungan juga naik di Uni Eropa. 50% responden bahkan berencana meningkatkan investasi dalam kawasan tersebut.

Baca Juga: ECB Ungkap Alasan Utama China Banjiri Pasar Eropa, Bukan Tarif AS

Hubungan Uni Eropa-China sendiri masih tegang akibat strategi de-risking yang bertujuan mengurangi ketergantungan terhadap China.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: