Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Keberhasilan Transformasi Industri 4.0 Tak Hanya Bergantung pada Teknologi

        Keberhasilan Transformasi Industri 4.0 Tak Hanya Bergantung pada Teknologi Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan keberhasilan transformasi industri 4.0 tidak hanya bergantung pada teknologi.

        Menurutnya, selain teknologi, kesiapan sumber daya manusia serta kematangan proses bisnis merupakan kunci dalam keberhasilan implementasi industri 4.0.

        Baca Juga: Pariwisata Nasional Diyakini Semakin Kuat Ditopang Nataru

        Untuk mendukung percepatan industrial digitalization, Kemenperin mengembangkan Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) sebagai standar pengukuran kesiapan digital industri, serta membangun Pusat Industri Digital Indonesia (PIDI 4.0) di bawah naungan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) sebagai pusat solusi satu pintu transformasi industri.

        Salah satu bentuk akselerasi ini adalah kerja sama PIDI 4.0 dengan perusahaan global seperti Ericsson (Swedia), Qualcomm (Amerika Serikat), serta Kementerian Komunikasi dan Digital, melalui penyelenggaraan Hackathon 2025 bertema “Indonesia’s NextGen Digital Sprint with 5G and AI.”

        Setelah sukses pada 2024, kompetisi kolaboratif ini kembali digelar dengan jangkauan lebih luas, melibatkan talenta muda, startup, dan pengembang untuk menciptakan prototipe berbasis teknologi 5G dan Artificial Intelligence (AI). Rangkaian kegiatan yang dimulai pada 18 September 2025 ini mencapai babak final pada 12–13 November 2025.

        Kepala BPSDMI Doddy Rahadi menekankan, Indonesia membutuhkan SDM yang tidak sekadar mampu menggunakan teknologi, tetapi juga menciptakannya. 

        “Hackathon ini sejalan dengan arah pembangunan industri nasional dalam Making Indonesia 4.0 serta visi Indonesia menjadi 10 besar ekonomi dunia tahun 2030. Kuncinya adalah transformasi teknologi, penguatan inovasi, dan digitalisasi manufaktur,” tegasnya, dikutip dari siaran pers Kemenperin, Senin (17/11).

        Kepala Pusdiklat SDM Industri Sidik Herman menambahkan, industri kini semakin optimistis terhadap perbaikan proses bisnis dan peluang inovasi digital. 

        “Hackathon bukan hanya kompetisi, tetapi laboratorium inovasi yang mempertemukan kreativitas, teknologi, dan tantangan nyata industri. Fokus kita pada AI generatif, 5G, IoT, robotics, dan edge computing memberi ruang bagi talenta Indonesia untuk menjawab pain points industri,” jelasnya.

        Tahun ini, tantangan yang diangkat berasal dari sektor otomotif, alat kesehatan, serta makanan dan minuman. Dengan demikian, solusi yang dikembangkan tidak hanya inovatif, tetapi juga relevan dan dapat diterapkan langsung dalam proses industri.

        Direktur Ericsson Indonesia Ronni Nurmal juga menegaskan pentingnya adopsi teknologi baru di sektor manufaktur. “Kami berharap banyak inovasi lahir dari pemanfaatan 5G dan AI untuk menjawab kebutuhan industri. Pemanfaatan AI kini berkembang pesat dan berpotensi besar meningkatkan kinerja manufaktur,” ujarnya.

        Kemenperin optimistis bahwa semangat kolaborasi seluruh peserta Hackathon 2025 akan menjadi fondasi penting bagi penguatan ekosistem inovasi nasional, sekaligus mendorong lahirnya solusi industri masa depan yang tangguh, efisien, dan berdaya saing global.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
        Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

        Bagikan Artikel: