- Home
- /
- Kabar Sawit
- /
- Pasar
Wamen ESDM Resmikan Pabrik Pengolahan Sawit ARC di Balikpapan, Kapasitas Produksi 500 Ribu Ton per Tahun
Kredit Foto: Istimewa
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama manajemen Posco International, GS Caltex, Wakil Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, dan Wali Kota Balikpapan H. Rahmad Mas'ud, meresmikan pabrik pengolahan turunan minyak sawit milik PT AGPA Refinery Complex (ARC), Rabu (19/11/2025). Peresmian berlangsung di Kawasan Interport Business Park, Kariangau, Balikpapan.
ARC yang merupakan investasi dari Korea Selatan ini digadang-gadang menjadi salah satu penopang hilirisasi industri sawit di Kalimantan Timur.
Dalam sambutannya, Wamen ESDM menyampaikan selamat dan apresiasi atas penerapan teknologi yang efisien dan ramah lingkungan di fasilitas baru tersebut.
Ia menekankan bahwa komitmen perusahaan terhadap keselamatan kerja dan keberlanjutan lingkungan sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam membangun kawasan industri yang tertata, aman, dan berwawasan lingkungan.
Hadirnya teknologi bersih dan sistem pengolahan modern yang diusung PT ARC merupakan langkah maju bagi transformasi industri pengolahan di daerah.
“Dengan kapasitas produksi hingga 500 ribu ton per tahun, kami berharap PT AGPA Refinery Complex mampu memberikan nilai tambah signifikan bagi hilirisasi sawit nasional, memperkuat rantai pasok industri, serta meningkatkan daya saing daerah,” ujar Wamen usai peresmian.
Wamen ESDM juga menegaskan bahwa pembangunan industri pengolahan tidak hanya dinilai dari kemampuan produksinya, tetapi juga dari kontribusinya terhadap masyarakat sekitar. Pemerintah berharap kehadiran fasilitas ini dapat membuka lapangan kerja baru, mendukung pemberdayaan masyarakat lokal, dan memperkuat sinergi dengan lingkungan.
“Industri yang tumbuh itu penting, tapi industri yang tumbuh bersama masyarakat itu jauh lebih bermakna,” tegasnya. “Pembangunan bukan hanya soal berdirinya gedung dan mesin, tetapi bagaimana kehadirannya dapat memberi manfaat bagi banyak orang.”
ARC Siap Jadi Pusat Produksi Biofuel Berkapasitas 500 Ribu Ton per Tahun
Di sisi lain, manajemen PT ARC menyatakan bahwa fasilitas ini didukung oleh sumber daya manusia profesional dan sistem manajemen berstandar internasional. Perusahaan menargetkan produksi yang stabil, efisien, dan berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun ekspor.
Keberadaan ARC dinilai menjadi angin segar bagi penguatan sektor energi terbarukan berbasis sawit, terutama di tengah meningkatnya kebutuhan dunia terhadap produk ramah lingkungan. ARC ditargetkan menjadi pusat produksi strategis dalam mendukung industri energi bersih Indonesia.
Presiden Direktur sekaligus CEO Posco International, Kye In Lee, mengatakan ARC merupakan langkah penting untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia.
“ARC akan memberikan nilai tambah bagi industri sawit nasional. Tidak hanya menghasilkan bahan baku, tetapi juga menciptakan value chain melalui proses pemurnian dan pengolahan berstandar tinggi,” ujarnya.
Ia menambahkan, pembangunan ARC merupakan kelanjutan dari kerja sama panjang antara Posco Group dan Indonesia, termasuk dalam pengembangan perkebunan kelapa sawit di Papua.
“Peresmian hari ini adalah bukti nyata kepercayaan dan kolaborasi yang terus kami bangun,” kata Kye.
Proyek ARC merupakan sinergi antara GS Caltex, pemilik teknologi energi kelas dunia, dengan jaringan global Posco International. Melalui fasilitas ini, perusahaan berkomitmen mendukung transisi energi bersih dan pengembangan industri kelapa sawit yang berkelanjutan.
Baca Juga: Tuntutan Dunia Terhadap Industri Sawit Berkelanjutan Meningkat, Ini Respons BNI
Komitmen untuk Transformasi Energi Hijau
Pada kesempatan yang sama, President & CEO GS Caltex, Saehong Hur, menyampaikan apresiasi mendalam kepada Pemerintah Indonesia, khususnya Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan Kota Balikpapan, atas dukungan penuh sejak tahap investasi hingga penyelesaian pembangunan.
“Dukungan dan kerja sama dari pemerintah memungkinkan proyek ini berjalan lancar dan akhirnya dapat kita resmikan hari ini,” ujar Saehong Hur.
Ia menjelaskan bahwa GS Caltex berkomitmen penuh terhadap Transformasi Hijau (Green Transformation), termasuk pengurangan emisi gas rumah kaca dan pengembangan teknologi energi bersih seperti hidrogen, CCUS, daur ulang plastik, dan energi terbarukan berbasis biomassa.
Sejak 2010, GS Caltex juga telah membangun bisnis biofuel melalui CS Bio, yang memasok produk ramah lingkungan ke berbagai negara. Saat ini perusahaan memperluas produksi ke bahan bakar generasi baru seperti bio-avtur dan bahan bakar kapal berbasis bio.
Menurut Saehong Hur, pabrik ARC yang diresmikan ini akan mengolah minyak sawit menjadi berbagai produk bernilai tambah seperti minyak nabati dan bahan bakar bio, yang sebagian besar akan diekspor.
“Kami berharap fasilitas ini memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan pembukaan lapangan kerja di Kalimantan Timur,” katanya.
Ia menambahkan bahwa ekspansi bisnis biofuel GS Caltex di Indonesia merupakan strategi utama dalam memperkuat fondasi bisnis internasional perusahaan, termasuk penguasaan rantai nilai mulai dari bahan baku hingga pemurnian dan distribusi global.
“Kami berharap kolaborasi ini menjadi contoh nyata bagaimana industri dapat berperan dalam transisi energi dan pembangunan ekonomi berkelanjutan,” tutur Saehong Hur.
Baca Juga: Keunggulan Minyak Sawit dalam Ketersediaan Pangan
Baca Juga: Potensi Besar Bioemulsifier Sawit
Saehong Hur menegaskan komitmen GS Caltex dan POSCO International untuk terus memperkuat kerja sama dengan Indonesia dalam membangun ekosistem bioindustri yang ramah lingkungan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat