Ekonomi RI 2026 Diprediksi Makin Stabil, Permintaan Asuransi Melonjak?
Kredit Foto: Azka Elfriza
Ekonomi Indonesia diproyeksikan tumbuh lebih tinggi pada 2026, berada di kisaran 5,3% hingga 5,4%. Proyeksi ini disampaikan Ekonom sekaligus Guru Besar FEB UI, Prof. Dr. Telisa Aulia Falianty, yang menilai tahun depan akan menjadi periode penguatan setelah moderasi pada 2025.
“Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2026 itu adalah di kisaran 5,3 sampai 5,4%. Kalau saya sebagai ekonom tetap optimis bahwa 2026 itu akan lebih tinggi dari 2025,” ujarnya dalam Konferensi Pers Zurich Indonesia, Kamis (27/11/2025).
Menurut Telisa, optimisme pemerintah terhadap pemulihan ekonomi turut menguatkan ekspektasi pertumbuhan. Meski begitu, ia menegaskan bahwa kisaran 5,3–5,4% merupakan estimasi yang paling realistis berdasarkan pola data dan pendorong pertumbuhan saat ini.
Baca Juga: Inovasi dan Adaptif Kunci Penting Jaga Pertumbuhan Ekonomi RI
Ia menilai stabilitas makro menjadi fondasi bagi sektor-sektor yang sangat bergantung pada perputaran ekonomi, termasuk industri asuransi. “Dengan stabilitas makro yang baik pastinya industri apa pun itu akan tumbuh, apalagi industri asuransi. Tentu di tengah pertumbuhan ekonomi yang baik, kemampuan masyarakat dalam demand terhadap asuransi juga akan terdongkrak,” ujarnya.
Telisa menambahkan, program prioritas pemerintah senilai sekitar Rp600 triliun yang digelontorkan pada 2025–2026—mulai Kooperasi Merah Putih, program MBG, pembangunan rumah, hingga layanan check-up kesehatan gratis—akan meningkatkan likuiditas ekonomi. Dorongan ini diperkirakan memperbesar peluang pertumbuhan premi dan penetrasi asuransi.
Baca Juga: Kebijakan Pemerintah Dorong Pertumbuhan Ekonomi di Kuartal IV 2025
Ia menjelaskan bahwa penguatan aktivitas ekonomi akan berdampak langsung pada peningkatan kebutuhan produk keuangan, termasuk asuransi jiwa dan kesehatan. Di sisi lain, industri asuransi dinilai berperan penting bagi stabilitas sistem keuangan melalui investasi jangka panjang.
“Asuransi jiwa ini menurut kami adalah pilar ketahanan ekonomi. Asuransi itu juga salah satu yang berkontribusi pada negara karena beli SBN,” kata Telisa.
Meski outlook ekonomi membaik, Telisa mengingatkan bahwa industri asuransi perlu mengoptimalkan momentum pertumbuhan sembari memperkuat tata kelola dan menyesuaikan strategi dengan dinamika perekonomian nasional.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Azka Elfriza
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: