Kredit Foto: PTPP
PT PP (Persero) Tbk (PTPP) mempercepat pembangunan Akses Pelabuhan Tanjung Priok Timur Baru atau New Priok Eastern Access (NPEA) Seksi II sebagai jalur khusus menuju Pelabuhan Kalibaru. Proyek konstruksi sepanjang 3,8 kilometer yang berada di bawah naungan Danantara Indonesia itu ditargetkan memperlancar arus logistik nasional sekaligus mengurangi kepadatan truk di kawasan Tanjung Priok.
Pelaksanaan proyek beriringan dengan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) bagi masyarakat Kalibaru dan warga RW 04 Cilincing. Program berlangsung pada 11–14 November 2025 dan melibatkan Koperasi dan KUB Nelayan Kalibaru. Bantuan yang diberikan meliputi alat tangkap ikan, mesin kapal berdasarkan aspirasi nelayan, serta peremajaan sarana sosial seperti mushola, kursi, CCTV, dan sound system.
Corporate Secretary PTPP, Joko Raharjo, menjelaskan bahwa NPEA Seksi II memiliki peran penting dalam memperkuat layanan Pelabuhan Kalibaru. “Infrastruktur ini hadir sebagai solusi atas kepadatan lalu lintas truk di kawasan Priok sekaligus memperkuat layanan operasional Pelabuhan Kalibaru. PTPP berkomitmen menghadirkan konstruksi yang aman, modern, dan berorientasi jangka panjang,” ujarnya.
Proyek ini menerapkan berbagai metode konstruksi unggulan, mulai dari pemancangan laut menggunakan piling crane, barge, dan LCT, pemasangan concrete box balance cantilever dengan sistem traveller, hingga lifting jembatan baja bentang 70 meter × 2 menggunakan strand jack. Instalasi concrete I girder dilakukan memakai crane dan launcher.
Keberagaman struktur memperkuat kompleksitas proyek. Hampir seluruh tipe jembatan modern diterapkan, dari SOP, concrete I girder, concrete box girder, steel I girder, hingga steel box girder. Variasi tersebut menjadikan NPEA Seksi II salah satu infrastruktur paling teknis di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok.
Project Manager NPEA Seksi II, Ikhsan Budi Prasetyo, mengatakan bahwa tantangan utama berasal dari kondisi lapangan. “Desain harus memenuhi rekomendasi Komisi Keselamatan Jembatan dan Terowongan Jalan, kondisi tanah sangat beragam, dan lokasi kerja berada di area aktif nelayan serta kawasan berikat. Semua itu menuntut perencanaan dan eksekusi yang sangat cermat,” ucapnya.
Baca Juga: PTPP Jadi Sorotan Berkat Inovasi Sosial dan Teknologi
Untuk menjawab tantangan tersebut, PTPP menerapkan pendekatan rekayasa komprehensif melalui tenaga ahli dan tim desain di lokasi, evaluasi subkontraktor, serta koordinasi intensif dengan pemangku kepentingan termasuk komunitas nelayan. Penyelidikan tanah dilakukan menyeluruh guna mengantisipasi risiko geoteknik. Manajemen suplai material—meliputi beton, baja, CSP, girder, dan komponen pabrikan lainnya—dikelola dengan pengawasan ketat untuk memastikan kelancaran logistik.
Proyek design & build selama 20 bulan tersebut dijalankan melalui perencanaan terintegrasi dan pengawasan berkala untuk menjamin keselamatan, ketepatan waktu, dan kualitas konstruksi. Pembangunan NPEA Seksi II juga mendukung Asta Cita Pemerintah dalam memperkuat konektivitas logistik nasional dan daya saing pelabuhan Indonesia.
Joko menambahkan bahwa integrasi pembangunan infrastruktur dan program sosial menjadi keunggulan perusahaan. “Kami memastikan bahwa kehadiran proyek NPEA Seksi II tidak hanya meningkatkan efisiensi logistik nasional, tetapi juga memberikan manfaat langsung bagi komunitas yang tinggal dan bekerja di sekitarnya,” ujarnya.
Dengan pendekatan berkelanjutan dan pemanfaatan teknologi konstruksi, PTPP menilai proyek ini menjadi fondasi penting dalam mempercepat pengembangan jaringan logistik nasional di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: