Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bioflok Mampu Hasilkan Produktivitas Budidaya Perikanan Lebih Tinggi

        Bioflok Mampu Hasilkan Produktivitas Budidaya Perikanan Lebih Tinggi Kredit Foto: Dok. KKP
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Teknologi bioflok merupakan salah satu inovasi budidaya perikanan yang terus berkembang dengan menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan metode konvensional.

        Sehingga teknologi ini digunakan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam program Budi Daya Ikan Tematik di 100 lokasi Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdeskel) Merah Putih, sebagai upaya percepatan swasembada protein nasionmal. Tepatnya untuk komoditas ikan lele dan nila. 

        Baca Juga: Digitalisasi Wajib Beriringan dengan Penguatan Sektor Riil Koperasi

        Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya, Tb Haeru Rahayu, mengatakan teknologi ini membuka peluang panen lebih besar melalui padat tebar tinggi, penggunaan pakan yang lebih efisien, serta pemanfaatan lahan yang lebih optimal.

        Keunggulan bioflok tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga ramah lingkungan karena buangan airnya tidak berbau dan lebih hemat penggunaan air, selaras dengan prinsip ekonomi biru. Komoditas ikan lele dan nila dipilih karena memiliki permintaan pasar tinggi serta mudah terserap. Program ini diharapkan bukan hanya menyediakan sarana fisik, tetapi juga mendorong peningkatan kesejahteraan pembudidaya.

        “Dari sisi teknis, Direktorat Jenderal Perikanan Budi Daya siapkan, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan menyiapkan dari sisi SDM-nya, supaya semuanya berjalan,” ungkap Tebe, dikutip dari siaran pers KKP, Kamis (4/12).

        Pemetaan awal program budidaya ikan tematik di 100 titik Kopdeskel Merah Putih tersebar di Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY dan Jawa Barat. “Harapannya kita ingin secepatnya meningkatkan kesejahteraan pembudidaya, gak pake lama,” tegas Tebe optimistis.

        Pemberian Pelatihan dan Teknologi

        Di sisi lain, keberhasilan program tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan teknologi dan fasilitas. Kunci utama terletak pada peningkatan kapasitas SDM. Untuk itu Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM KP melalui Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Banyuwangi menyelenggarakan pelatihan peningkatan kapasitas teknik budidaya khusus bagi pengelola budidaya ikan tematik yang menjadi penerima manfaat program. 

        Pelatihan menggunakan metode Training of Trainers (ToT). Dua orang perwakilan dari setiap Kopdeskel Merah Putih dipilih untuk mengikuti pelatihan sehingga mampu mentransfer teknik budidaya kepada anggota lain di daerahnya. Para peserta tidak hanya belajar sistem bioflok secara teoritis, tetapi juga praktik langsung, termasuk manajemen pakan, kualitas air, kontrol panen, hingga strategi pemasaran. 

        Muhammad Ilyas, pengurus Kopdeskel Desa Pokaan, membagikan pengalamannya mengelola lele bioflok selama enam tahun. Dukungan program ini menurutnya membuka peluang peningkatan skala produksi yang selama ini terkendala kapasitas kolam. “Pemasaran lele dan nila di Situbondo besar sekali, tapi pasokan kurang. Dengan program ini, saya sangat bersyukur,” ujarnya.

        Ilyas optimistis produksi bulanan dapat meningkat dan sekaligus memperkuat pasokan MBG di wilayah sekitar. “Terima kasih kepada KKP. Program ini memberi harapan besar untuk peningkatan pendapatan kami,” ucapnya.

        Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono menyampaikan bahwa pengembangan perikanan budi daya merupakan bagian dari strategi menuju swasembada protein yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan protein masyarakat dan mendukung ketahanan pangan nasional. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
        Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

        Bagikan Artikel: