Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Farida Farichah mengungkapkan potensi lapangan kerja besar akan tercipta dari Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih.
Hal tersebut didukung dengan pembangunan 80 ribu gerai dan pergudangan Kopdes Merah di seluruh desa dan kelurahan.
Baca Juga: Kerja Sama RI-Tiongkok Hasilkan Ekosistem Ekonomi Saling Melengkapi
“Bayangkan, 80 ribu gerai dan pergudangan baru dibangun di setiap desa. Ini akan menjadi instrumen baru yang membuka lapangan kerja,” tegasnya dalam talkshow bertajuk ‘Kopdes Merah Putih, Asta Cita, Perekonomian Jawa Timur,’ di Jawa Timur (Jatim), beberapa waktu lalu, dikutip dari siaran pers Kemenkop, Jumat (5/12).
Dikatakan Wamenkop, setiap koperasi desa diharapkan memiliki enam gerai, yang mampu menyerap 20-25 tenaga kerja per lokasi. Jika seluruh gerai beroperasi, diperkirakan akan tercipta 1,6 juta lapangan pekerjaan baru. “Ini adalah ikhtiar kita bersama,” tambahnya.
Farida juga mengimbau koperasi-koperasi eksisting untuk tidak merasa tersaingi dengan hadirnya Kopdes Merah Putih. Sebaliknya, koperasi baru ini harus dilihat sebagai mitra strategis yang dapat memperluas jaringan usaha koperasi yang sudah ada.
“Koperasi yang sudah memiliki aset dan valuasi tinggi didorong untuk membangun pabrik dan industri agar produk-produk dalam negeri dapat didistribusikan dan dipajang di etalase 80 ribu gerai yang sedang kami bangun,” jelasnya.
Kementerian Koperasi (Kemenkop) telah merebranding koperasi dengan mendorong Kopdes Merah Putih masuk ke ranah koperasi produksi, distribusi dan industri meskipun ada layanan koperasi simpan pinjam.
“Kopdes juga didorong menyuplai bahan pangan berasal untuk SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) yang tersebar di beberapa titik di Jatim. Jika hari ini, MBG dapur baru terus dibuka akan ada peluang baru rantai pasok pangan baru bagi koperasi,” tuturnya.
Dia menegaskan, tujuan utama dari program ini adalah membangun ekosistem koperasi yang saling melengkapi antara Kopdes Merah Putih dengan koperasi eksisting.
“Ekosistem baru ini akan memperkuat jaringan koperasi dan memberikan nilai tambah bagi seluruh anggota dan masyarakat desa,” ujarnya.
Sebagai ulaya mewujudkan hal ini, Wamenkop mengajak semua pihak untuk ikut berpartisipasi dan bergotong royong, termasuk media yang memiliki peran penting dalam menyebarkan informasi positif terkait pengembangan.
Namun, tantangan utama masih ada, seperti pengurus dan pengawas yang belum menguasai tata kelola koperasi secara optimal. Oleh karena itu, Kementerian Koperasi (Kemenkop) menggelar pelatihan bagi 17 ribu pengurus dan pengawas di berbagai kabupaten/kota.
Wamenkop mengapresiasi Pemprov Jatim berkomitmen memberikan pendampingan intensif kepada calon pengurus dan pengawas koperasi serta mempermudah perizinan melalui koordinasi dengan BKPM dan DPPTSP.
Selain itu, kemitraan dengan Dekopin, akademisi, dan pesantren akan terus diperkuat untuk mendorong inovasi usaha berbasis potensi desa seperti mangga, kopi, dan tembakau.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait: