Kredit Foto: Youtube BPMI Setpres
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan kerja sama antara Indonesia dan Tiongkok akan menghasilkan ekosistem ekonomi yang saling melengkapi.
Tiongkok mempunyai teknologi kelas dunia, manufaktur canggih, dan jaringan bisnis yang luas, sedangkan Indonesia dengan sumber daya yang melimpah, pertumbuhan ekonomi yang stabil, dan keunggulan demografi yang kuat.
Baca Juga: Topang Ekonomi, BLTS Kesra Dipastikan Tepat Sasaran
Kedua negara ini berada ada posisi strategis untuk mendorong masa depan Asia.
Ini disampaikan Menko Airlangga dalam acara China-Indonesia Industrial Collaboration Conference 2025, di Jakarta, Kamis (4/12/2025).
Kinerja ekonomi Indonesia tetap berada di jalur yang tepat. Pada Triwulan III-2025, PDB tumbuh 5,04% (yoy), lebih kuat daripada beberapa negara G20 lainnya seperti Arab Saudi (5,0%), Tiongkok (4,8%), Amerika Serikat (1,9%), dan Korea Selatan (1,7%). Inflasi pada November 2025 tetap berada dalam target di angka 2,72% (yoy), didukung oleh meredanya tekanan harga pangan dan inflasi inti yang stabil di angka 2,36%.
Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatat surplus pada Oktober 2025 sebesar USD2,39 miliar, dengan ekspor mencapai USD24,24 miliar. Sektor manufaktur terus menguat. PMI Manufaktur naik menjadi 53,3 pada November 2025, level tertinggi sejak Februari 2025, menandai ekspansi selama empat bulan berturut-turut, didorong oleh meningkatnya permintaan domestik dan meningkatnya aktivitas produksi.
Indikator keuangan juga menunjukkan ketahanan, yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai 8.655 (3 Desember 2025), nilai tukar Rupiah tetap stabil di Rp16.624/USD, pertumbuhan kredit pada Oktober mencapai 7,36%.
Keyakinan konsumen juga telah membaik secara signifikan, didukung peningkatan belanja yang tercermin dalam Mandiri Spending Index sebesar 312,8 pada pertengahan November 2025, dan terjadi kenaikan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) menjadi 121,2 pada Oktober 2025.
Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) kini menghubungkan 57 juta konsumen dengan 39 juta bisnis, 93% di antaranya merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia yakni UMKM, dan kita berada di jantung mega-tren regional. Seluruh ekonomi digital ASEAN diproyeksikan melonjak hingga USD2 triliun pada tahun 2030 di bawah kerangka DEFA.
“Masa depan ASEAN adalah digital, dan Indonesia memimpinnya. Ekonomi digital negara kita, yang telah menjadi kekuatan besar senilai USD90 miliar pada 2024, sedang melesat pesat untuk mencapai USD360 miliar yang mencengangkan pada 2030. Berinvestasi dalam masa depan digital Indonesia berarti berinvestasi pada inti kisah pertumbuhan paling eksplosif di Asia Tenggara,” ujar Menko Airlangga.
Realisasi investasi mencapai Rp1.434,3 triliun pada periode Januari-September 2025, setara dengan 75,3% dari target tahunan, dan menciptakan 1,95 juta lapangan kerja. Hilirisasi terus mengalami percepatan dengan investasi hilir mencapai Rp431,4 triliun atau tumbuh 58,1% (yoy), sementara investasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) mencapai Rp294,4 triliun dan telah menyerap sekitar 187 ribu tenaga kerja.
Ke depannya, forum ini juga menyediakan platform yang tepat waktu untuk mempercepat investasi di sektor-sektor prioritas generasi mendatang Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement