Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Pengembangan pertambangan emas yang dikelola oleh PT Masmindo Dwi Area (Masmindo), memberikan angin segar kepada PT Indika Energy Tbk ke depan.
Proyek pertambangan yang direncanakan produksi komersial pada tahun 2027 itu akan menjadi salah satu penopang penting bagi kinerja Indika secara konsolidasi, sebagai induk usaha.
"Peluang itu sudah di depan mata. Secara historis, harga emas tidak pernah turun. Bahkan pada tahun 2025 ini, harga komoditas tersebut mencapai yang tertinggi sepanjang sejarah, ketika harganya menyentuh US$3.586 per troy ounce pada 5 September,” ujar Herry Gunawan, pengamat ekonomi dari NEXT Indonesia Center di Jakarta, Senin (08/12/2025).
Tragisnya, walaupun Indonesia termasuk salah satu produsen emas terbesar di dunia, namun perdagangan komoditas tersebut mengalami defisit atau lebih besar impor ketimbang ekspor sejak tahun 2021, yang ketika itu defisitnya mencapai US$1,2 miliar. Pada 2024, nilai defisitnya terus membengkak menjadi US$3,5 miliar.
Secara volume, tingkat permintaan emas di Indonesia terus naik. Pada saat uang sama, kemampuan produksinya terus turun. Akibatnya, impor semakin besar.
Kesenjangan yang semakin dalam antara kebutuhan dengan ketersediaan itu, menurut Herry, membuat bisnis pertambangan emas memiliki prospek yang besar, baik dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang. Alasannya, saat ini kebutuhan dalam negeri masih lebih banyak dipasok oleh impor.
"Akibat kekurangan pasokan itulah peluang bisnis pertambangan emas memberikan harapan yang cerah. Tentu Indika dapat mengambil momentum ini melalui Masmindo,” ungkap Herry.
Seperti diketahui, saat ini Masmindo menargetkan produksi komersial pada tahun 2027, mengingat progres konstruksi per Oktober 2025 telah mencapai 43 persen.
Herry juga mengingatkan, prospek bisnis emas ini sangat berbeda dengan batu bara yang sudah memberikan sinyal terbenam alias sunset. Harga komoditas batu bara bahkan terus turun, selain terus mendapat tekanan dari perkembangan energi terbarukan dan sentimen negatif terhadap isu perubahan iklim.
Sebaliknya harga emas, justru terus melonjak, antara lain karena dianggap sebagai instrumen investasi yang paling aman.
Karena itulah peluang bisnis Masmindo semakin besar. Selain komoditas emas memiliki nilai ekonomi yang tinggi, bisnisnya juga selaras dengan komitmen Indika yang sedang memperkuat portofolio energi bersih.
Sebab Masmindo sejak mulai beroperasi telah menegaskan komitmen sebagai green mining atau pertambangan ramah lingkungan, yang antara lain menjaga kesesuaian penggunaan bahan bakar minyak (BBM), selain terus meningkatkan penggunaan energi terbarukan yang ramah lingkungan.
"Dengan menjadikan Masmindo sebagai penopang grup usaha, Indika tidak hanya mendapatkan nilai ekonomi, tetapi juga reputasi di bidang green business yang sudah dideklarasikan oleh perusahaan tersebut,” papar Herry.
Dengan demikian, lanjutnya, Masmindo akan memperkuat fundamental bisnis Indika Energi ke depan. Tentu saja dengan catatan, komitmen bisnis hijau terus dijalankan, sekaligus tetap menjaga momentum produksi tepat waktu.
Jangan sampai yang sudah disampaikan ke masyarakat dilupakan, misalnya soal rencana produksi pada tahun 2027. Para investor Indika Energy di pasar modal tentu akan menyambut positif, karena valuasi saham INDY (kode saham Indika Energi) akan meningkat dan berpeluang menambah cuan,” tutur Herry.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ferry Hidayat
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: