Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Avarta Media Resmi Hadir, Siap Perkuat Ekosistem Film Indonesia

        Avarta Media Resmi Hadir, Siap Perkuat Ekosistem Film Indonesia Kredit Foto: Avarta Media
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Industri film Indonesia kedatangan pemain baru. Avarta Media resmi diluncurkan pada Rabu (10/12/2025) sebagai perusahaan media terintegrasi yang membawa visi besar untuk mendorong ekosistem perfilman tanah air.

        Mengusung pendekatan kreatif sekaligus berbasis pendanaan strategis, Avarta Media hadir dari sinergi Virtuelines Entertainment dan pengalaman kreatif aktris peraih Piala Citra, Acha Septriasa.

        Didirikan oleh duo pengusaha kembar Ardi dan Arya Setiadharma—yang juga masuk dalam daftar Fortune Indonesia 40 Under 40—bersama Acha Septriasa, Avarta Media menggabungkan modal, visi, serta rekam jejak produksi untuk menghadirkan film-film komersial dan artistik dengan standar internasional.

        Avarta Media mengintegrasikan lini bisnis Virtuelines Entertainment, fund perfilman yang sejak 2023 telah berinvestasi di lebih dari delapan film layar lebar, dengan total lebih dari empat juta penonton. Beberapa film besarnya antara lain:

        - Qodrat 2 (Maret 2025) – 2 juta penonton, tayang di 9 negara, dengan Qodrat 3 dalam tahap pengembangan

        - Kuasa Gelap (Oktober 2024) – 1,47 juta penonton, horor eksorsisme Katolik pertama di Indonesia

        - Tak Ingin Usai di Sini (Juni 2025) – 200 ribu penonton dalam 3 hari, viral di TikTok

        - Ambyar Mak Byar (Januari 2025) – komedi musikal Jawa, rating IMDb 6.9, kini tayang di Netflix

        - Pemukiman Setan (2024) – 492 ribu penonton, kini di Netflix

        - Tumbal Darah (2025) – 340 ribu penonton

        - Darah Nyai (2025) – tayang di JAFF 2024, IMDb 7.0

        - Suka Duka Tawa (2026) – film penutup JAFF 2025, ludes terjual dalam sehari

        - Tuhan, Benarkah Kau Mendengarku? (Januari 2026)

        Investasi lintas genre ini mencerminkan strategi Virtuelines yang mengutamakan diversifikasi risiko, mirip pendekatan modal ventura.

        Pendekatan Venture Capital dalam Perfilman

        Arya Setiadharma menegaskan bahwa Avarta Media hadir di momentum era keemasan film Indonesia.

        "Pangsa pasar lokal 65%, 126 juta tiket terjual tahun lalu, dan penonton yang haus akan konten berkualitas. Kami membawa disiplin modal ventura ke dalam penceritaan kreatif—mengelola risiko, mengidentifikasi talenta, dan membangun franchise jangka panjang," ujarnya.

        Dua pendiri laki-laki Avarta, Ardi dan Arya, sebelumnya membangun Prasetia Dwidharma dan divisi investasinya, Prasetia Ventures—salah satu investor startup aktif di Indonesia dengan portofolio lebih dari 70 perusahaan. Pendekatan investasi mereka menjadi dasar penentuan slate film Virtuelines dan kini Avarta Media.

        Sementara itu, Acha Septriasa membawa sensitivitas kreatif dan pengalaman panjang di industri film.

        "Setelah 20 tahun dan 55 film, saya memahami apa yang membuat penonton tersentuh. Di Avarta Media, saya tidak hanya meminjamkan nama—saya turut membentuk slate kreatif kami," ujar Acha.

        Sebagai langkah awal, Avarta Media mengumumkan pengembangan film orisinal “9 Aku, Cinta Tanpa Syarat”, drama psikologis tentang perempuan dengan Dissociative Identity Disorder (DID). Diproduksi melalui KSO dengan Shanaya Films, film ini mengangkat isu kesehatan mental serta kekerasan terhadap anak—dengan tujuan memperluas percakapan publik terkait trauma dan penyembuhan.

        Pengumuman pemeran dan jajaran kreatif akan dirilis dalam beberapa bulan mendatang.

        Melalui Virtuelines Entertainment, Avarta Media telah membangun kemitraan dengan sejumlah rumah produksi besar, seperti MAGMA Entertainment, Paragon Pictures, BION Studios, Wahana Kreator, hingga Caravan Studio.

        Beberapa proyek kolaboratif yang sedang dalam tahap pengembangan meliputi:

        - Seni Merayu Tuhan – Wahana Kreator

        - Badut Gendong – MAGMA Entertainment

        - Qodrat 3 – MAGMA Entertainment

        - Kesempatan Terakhir Kakak – BION Studios

        - Makanya, Mikirl – Wahana Kreator

        - Kuasa Gelap 2 – Paragon Pictures

        - Oki & Nirmala – Paragon Pictures

        Model kolaborasi ini memungkinkan Avarta berbagi risiko serta mengakses talenta kreatif terbaik di Indonesia.

        Ardi Setiadharma menegaskan bahwa Avarta Media dibangun untuk masa depan panjang.

        "Kami mengembangkan franchise, menjajaki co-production internasional, dan mendukung sineas muda. Indonesia adalah pasar film terbesar ke-9 di dunia—kami ingin membantu mengangkat industri ini ke level berikutnya," jelasnya.

        Untuk diketahui, Avarta Media berbasis di Graha Aruna, Jakarta Pusat. Nama “Avarta” berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti “berputar” atau “siklus”, merepresentasikan komitmen perusahaan untuk menghadirkan siklus baru bagi kemajuan sinema Indonesia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Amry Nur Hidayat

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: