Lewat Inovasi JARE, Kemkomdigi Optimalkan Layanan Radio Publik Berbasis AI
Kredit Foto: Komdigi
Kementerian Komunikasi dan Digital memanfaatkan kecerdasan artifisial (AI) pada layanan spektrum frekuensi radio lewat terobosan JARE (Just Ask for Radio Expert) guna meningkatkan kecepatan, konsistensi, dan keandalan pelayanan publik, khususnya di bidang-bidang yang terkait dengan keselamatan.
Menteri Komunikasi dan Informatika Meutya Hafid menyebutkan penggunaan AI merupakan langkah nyata dalam menyusun ulang layanan radio yang memiliki peran penting bagi komunikasi darurat, transportasi, serta keamanan publik.
"Inovasi JARE membawa Kemkomdigi menjadi bagian dari 21 persen organisasi di dunia yang sudah mulai mengadopsi AI dalam alur kerjanya. Ini adalah langkah penting untuk memperkuat kualitas layanan publik,” ujar Meutya Hafid dalam acara Digiwave 2025 di Jakarta, Kamis (18/12/2025).
Meutya berharap JARE dapat menjadi motivasi bagi satuan kerja lain di Kemkomdigi agar turut mengembangkan inovasi di bidang teknologi.
Meutya juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mengelola ruang digital yang semakin luas dan kompleks.
“Ranah digital amat luas dan tidak mungkin dikelola sendiri. Regulasi tanpa kolaborasi tidak akan berjalan dan tidak memberi manfaat bagi masyarakat,” tegasnya.
Dalam acara ini, kolaborasi tersebut diwujudkan melalui penandatanganan kerja sama Direktorat Jenderal Infrastruktur Digital Kemkomdigi dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan untuk menjaga komunikasi maritim yang tertib dan andal, terutama dalam situasi kritis.
“Ini kami maknai sebagai komitmen negara untuk menjaga ruang komunikasi maritim agar semakin tertib dan semakin dapat diandalkan. Di laut banyak keputusan yang terjadi dalam hitungan detik ketika cuaca berubah, ketika ombak meninggi, ketika jarak memisahkan komunikasi menjadi pembeda antara selamat dan terlambat,” tutur Meutya.
Menutup sambutannya, Meutya Hafid menekankan agar seluruh pegawai Direktorat Jenderal Infrastruktur Digital Kemkomdigi untuk memegang erat nilai integritas.
"Ini sejalan dengan komitmen Ditjen Infrastruktur Digital membangun Zona Integritas," jelasnya.
Menurut Meutya, kecanggihan teknologi modern tidak dapat menggantikan etika dan tanggung jawab manusia di baliknya.
“Teknologi bisa berubah dan semakin maju, tetapi integritas tidak bisa digantikan oleh teknologi. Integritas adalah fondasi kepercayaan dalam pelayanan publik,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat