Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tembus USD32 Miliar, Kinerja Ekspor Jawa Barat Jadi Penopang Ekonomi Nasional 2025

        Tembus USD32 Miliar, Kinerja Ekspor Jawa Barat Jadi Penopang Ekonomi Nasional 2025 Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Provinsi Jawa Barat kembali mengukuhkan posisinya sebagai lokomotif ekonomi nasional melalui pencapaian kinerja ekspor yang luar biasa sepanjang tahun 2025. Hal ini tercermin dari tren positif neraca perdagangan yang terus mengalami surplus signifikan.

        Data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor non-migas Jawa Barat pada periode Januari hingga Oktober 2025 telah menyentuh angka USD 32,01 miliar. Capaian tersebut menunjukkan pertumbuhan yang stabil di tengah dinamika ekonomi global. Nining mencatat adanya kenaikan sebesar 2,51 persen secara cumulative-to-cumulative (c-to-c) dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

        Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menegaskan komitmen Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat untuk terus memperkuat infrastruktur dan konektivitas guna mendukung kelancaran ekspor berbagai komoditas industri asal Jabar. KDM, sapaan akrabnya, menyebutkan bahwa pembangunan akses menuju Pelabuhan Patimban menjadi prioritas agar arus logistik industri dari kawasan timur dan utara Jabar semakin efisien.

        Baca Juga: Penanggulangan Bencana di Jabar Harus Lebih Terstruktur!

        "Akses ke Patimban akan kita genjot dalam waktu tidak terlalu lama. Akses tol terkoneksi dan di sini sudah ada bandara dan  Pemda Provinsi Jabar sudah sangat serius dalam menata industrialisasi di Jabar,” katanya, Senin (22/12/2025). 

        Menurutnya, konektivitas yang baik merupakan fondasi utama agar aktivitas ekspor dari Jabar berjalan optimal. Untuk dia berharap kegiatan ekspor berjalan lancar. Mulai dari pelabuhan hingga ke pelanggan di negara tujuan. 

        Dedi juga mendorong perluasan pasar ekspor non-tradisional sebagai alternatif dari pasar Amerika. Menurutnya, potensi pasar Indonesia sangat luas dan terbuka, hanya perlu penguatan diplomasi dan negosiasi dagang yang lebih agresif.

        'Pasar kita ini terbuka dan luas. Negosiasinya harus dilakukan agar produk-produk kita tetap bisa bersaing," tegasnya, di Bandung, Senin (22/12/2025).

        Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat, Nining Yulistiani mengatakan keberhasilan ekspor ini berdampak langsung pada neraca perdagangan Jawa Barat yang mencatatkan surplus sebesar USD 23,25 miliar. Angka ini didapat dari selisih nilai ekspor yang jauh melampaui total impor yang berada di angka USD 8,76 miliar.

        "Hampir seluruh nilai ekspor kita, yakni sebesar 98,69 persen, berasal dari sektor manufaktur," ujarnya

        Menurut data teknis, kategori barang yang mengalami peningkatan ekspor terbesar dipimpin oleh kelompok Mesin dan Perlengkapan Elektrik. Sektor ini terus menunjukkan permintaan yang kuat dari berbagai negara mitra dagang.

        Posisi kedua ditempati oleh sektor Kendaraan dan Bagiannya, disusul oleh industri Pakaian Jadi Bukan Rajutan.

        “Ketiga sektor ini menjadi motor penggerak utama pengiriman barang ke luar negeri,” katanya.

        Terkait negara tujuan, Amerika Serikat masih menjadi pasar tradisional utama bagi produk-produk asal Jawa Barat dengan proporsi mencapai 16,54 persen dari total nilai ekspor. Selain Negeri Paman Sam, Filipina muncul sebagai pasar potensial yang kuat di Asia Tenggara dengan kontribusi sebesar 9,17 persen, diikuti oleh Jepang yang menyerap 7,42 persen produk ekspor Jabar.

        Nining menjelaskan bahwa pemerintah provinsi tidak hanya terpaku pada pasar tradisional. Saat ini, Jawa Barat mulai membidik pasar potensial di kawasan ASEAN, negara-negara anggota BRICS, serta Uni Eropa.

        "Kami melihat peluang besar di wilayah Afrika dan negara-negara non-tradisional lainnya. Hal ini sejalan dengan rencana strategis Kementerian Perdagangan tahun 2025-2029," ujarnya

        Untuk mendukung keberlanjutan tren ini, Disperindag Jabar aktif melaksanakan berbagai program pengembangan, seperti PROSPEK PESAT yang melibatkan 40 peserta pelaku usaha untuk siap melakukan penetrasi pasar global. Selain itu, terdapat program Coaching Program for New Exporter (CPNE) dan Business Matching Export (BME) yang masing-masing melatih 30 peserta untuk meningkatkan kapasitas SDM dan mutu produk ekspor.

        Salah satu prestasi gemilang tahun ini adalah partisipasi dalam West Java Expo (WJX) di Trade Expo Indonesia (TEI). Ajang tersebut berhasil mencatatkan transaksi fantastis senilai lebih dari Rp 328,61 miliar.Untuk menjaga momentum ini, dukungan administratif terus diperkuat melalui fasilitasi Surat Keterangan Asal (SKA) yang tersebar di berbagai titik strategis. Sepanjang tahun 2025, layanan Instansi Penerbit SKA (IPSKA) di Jawa Barat telah berhasil menerbitkan total 197.159 dokumen SKA dan Deklarasi Asal Barang (DAB) untuk melayani 1.420 pelaku usaha.

        Aktivitas pelayanan administratif ini didominasi oleh wilayah-wilayah industri utama, di mana IPSKA Kabupaten Bekasi mencatatkan volume pelayanan tertinggi guna mendukung basis manufaktur terbesar. Langkah serupa diikuti oleh IPSKA Kabupaten Karawang dan Kabupaten Purwakarta yang menjadi tumpuan bagi eksportir di sektor otomotif dan mesin yang padat modal.

        Nining juga menyoroti keberhasilan beberapa perusahaan besar dalam melakukan ekspansi. Salah satunya adalah PT Denso Manufacturing di Cikarang yang baru-baru ini melepas ekspor komponen elektrik senilai USD 26,4 juta ke berbagai benua.

        Di sektor otomotif, pencapaian luar biasa ditunjukkan oleh Toyota di Karawang yang berhasil mencapai tonggak sejarah dengan melakukan ekspor unit mobil ke-3 juta pada Oktober 2025.

        Tidak hanya industri besar, produk IKM seperti makanan ringan "Be Chips" juga sukses menembus pasar Jepang dengan nilai transaksi mencapai Rp 1,96 miliar, membuktikan bahwa produk lokal memiliki daya saing tinggi.

        Nining Yuliastiani menekankan bahwa kunci keberhasilan ekspor ke depan terletak pada diversifikasi produk dan standarisasi internasional. Sertifikasi seperti HACCP, Halal, dan SNI menjadi syarat mutlak yang terus difasilitasi pemerintah.

        "Kami berkomitmen untuk terus mendampingi pelaku usaha agar Jawa Barat tetap menjadi penyumbang ekspor terbesar bagi Indonesia, sekaligus memastikan kesejahteraan ekonomi masyarakat Jawa Barat terus meningkat," pungkasnya.

        Baca Juga: Tak Sekadar Status, DPRD Jabar Harap PPPK Paruh Waktu Perkuat Dunia Pendidikan

        Adapun, Daftar rangkaian ekspor Jawa Barat tahun 2025:

        PT Denso (17 Des): Ekspor komponen elektrik senilai 26,4 juta USD ke ASEAN, Eropa, AS, Jepang, Tiongkok, dan India menggunakan SKA Form A, D, & E.

        Kylafood (1 Des): Ekspor makanan instan senilai Rp295 juta ke Taiwan.

        PT Home Well (14 Nov): Ekspor perdana 6.400 pasang sepatu senilai 95.406 USD ke Amerika Serikat.

        PT Gemilang Agro (9 Okt): Ekspor 28.800 pcs keripik singkong senilai Rp288 juta.

        Toyota (9 Okt): Seremoni pencapaian ekspor mobil ke-3 juta unit di Karawang.

        Be Chips (24 Sep): Ekspor makanan ringan senilai Rp1,96 miliar ke Jepang. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Amry Nur Hidayat

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: