Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        DPD Minta Pemerintah Bentuk Tim Evaluasi Alutsista TNI

        Warta Ekonomi -

        WE Online, Meulaboh - Wakil Ketua Komite 1 DPD-RI Fachrur Razi mendesak pemerintah untuk melakukan evaluasi aset-aset dan alat transportasi dimiliki TNI agar mengetahui kelayakan pertahanan negara Indonesia dari ancaman asing.

        "Saya dari Komite 1 adalah mitra kerja dari TNI, kita mendesak pemerintah membentuk tim untuk mengevaluasi semua alat perang dan alat transportasi TNI agar dapat dinilai kelayakannya," katanya di Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Rabu (1/7/2015).

        Menanggapi jatuhnya Hercules C-130 di Medan, Sumatera Utara, Selasa (30/6), ia juga menyatakan, alat yang sudah tidak layak diharapkan bisa digudangkan dari pada berjatuhan korban.?Hal itu dikatakan usai menghadiri pembukaan tunas Ramadhan se-Aceh yag diikuti oleh 700 lebih peserta pramuka dari 23 kabupaten/kota, yang turut dihadiri Danrem 012 Teuku Umar, Polda Aceh serta ribuan masyarakat Aceh.

        Fachrur Razi melihat, ada beberapa hal yang menonjol dalam insiden jatuhnya Hercules C-130 ini, pertama adalah karena kondisi ketidak layakan alat operasional TNI tersebut masih digunakan dalam melaksanakan tugas.

        Dia mengemukakan, ada temuan pihaknya beberapa Hercules dimiliki pemerintah Indonesia juga dalam kondisi pemakaiannya sudah kadar luasa namun tetap dipaksakan, hal ini menurut dia sangat mengancam pertahanan negara Indonesia.

        "Artinya dana yang selama ini diberikan pemerintan itukan tidak memadai untuk pembelian alat transportasi TNI. Bayangkan kita negara kesatuan dengan 34 provinsi hanya memiliki lima unit kapal perang, jadi untuk menjaga perbatasan saja tidak cukup, Singapura punya 50 lebih," tegasnya.

        Dirinya sebagai salah seorang senator dari Aceh sangat menyayangkan dengan anggaran begitu besar dimiliki negara Indonesia akan tetapi hanya sibuk dikorupsi para elit di pusat sementara kebutuhan untuk keamanan dan pertahanan negara masih sangat kurang.

        Dia menilai titik pertahanan Indonesia masih sangat lemah baik dari sisi sumber daya manusia TNI, kumudian juga alat-alat dimiliki apabila dibandingkan dengan negara-negara asean yang akan menghadapi MEA.

        Termasuk insiden baru baru ini mendaratnya helikopter Malaysia di wilayah teritorial Indonesia kemudian dibebaskan hanya cukup dengan permohonan maaf, hal itu menunjukan lemahnya pengawasan dan keamanan bangsa Indonesia.

        "Titik pertahanan Indonesia sangat lemah dan kita seperti masih takut di intervensi oleh asing, itu saja. bahkan sinyal radio penerbangan di pakai teman-teman masih berpusat di Singapura dan ini berbahaya kalau banyak aset-aset Indonesia dijual ke asing," katanya menambahkan. (Ant)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Achmad Fauzi

        Bagikan Artikel: