WE Online, Ambon,? - Manajemen PT Garuda Indonesia belum memutuskan pembukaan rute penerbangan Saumlaki, ibu kota Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB)-Darwin (Australia Utara).
Gubernur Maluku Said Assagaff, dikonfirmasi, Minggu (27/12/2015), mengatakan pihaknya masih menunggu janji Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Arif Wibowo untuk mengoperasikan pesawatnya di rute Saumlaki-Darwin.
"Saya saat menemui Dirut PT Garuda Indonesia di Jakarta, beberapa waktu lalu dijanjikan rute tersebut perlu disurvei untuk memastikan kelayakan maupun jenis pesawat yang nantinya dioperasikan," ujarnya.
Pembukaan rute ini strategis bagi pengembangan pembangunan di Maluku, terutama wilayah Selatan yang meliputi Kabupaten MTB, Maluku Barat Daya (MBD) dan Kepulauan Aru sebagai wilayah perbatasan. MTB dan Kepulauan Aru secara geografis dekat Australia, sedangkan MBD dengan negara tetangga Timor Leste.
"Jadi rute ini bila diterbangi pesawat Garuda mendorong percepatan pembangunan di wilayah perbatasan yang memiliki aneka pesona wisata menarik, potensi energi dan sumber daya mineral serta hayati laut," ujarnya.
Gubernur memastikan telah berkoordinasi juga dengan Bupati MTB, Bitzael Silvester Temmar yang sebenarnya sejak 2009 telah merintis pembukaan rute penerbangan Internasional tersebut.
"Saya telah mendorong Bupati MTB agar tahap awal sebagai terobosan idialnya berkoordinasi dengan manajemen PT.Garuda Indonesia untuk membeli tempat duduk (seat) agar rute penerbangan Saumlaki - Darwin bisa direalisasikan," tegasnya.
Soal fasilitas pendukung untuk pengoperasian armada PT.Garuda Indonesia tidak menjadi masalah karena Bandara Mathilda Batlayeri dibangun Kementerian Perhubungan berstandar Internasional. Apalagi, Kementerian Perhubungan telah menyetujui pembukaan rute Internasional tersebut karena secara geografis letak Saumlaki - Darwin relatif dekat dengan waktu tempuh penerbangan 45 menit.
Kementerian Perhubungan telah membangun bandara baru di desa Lorulan dan Tumbur, kecamatan Wertamrian dengan panjang landasan pacu 1.641 x 31 meter dan sejumlah kesiapan sisi udara seperti taxi way 145 x 15 meter dan apron 40x60 meter.
Bandara Saumlaki dinamai Mathilda Batlayeri dioperasikan pada 9 Mei 2014. Bandara tersebut bisa didarati pesawat jenis ATR-72. Bandara tersebut dinamai Mathilda Batlayeri karena perempuan asal Tanimbar (MTB) itu gugur dalam pertempuran melawan para pemberontak mempertahankan Markas Kepolisian Kurau, Kalimantan Selatan pada 28 September 1953.
Sebelumnya, Bupati MTB, Bitzael Silvester Temmar mengakui telah merintis pembukaan penebangan Saumlaki - Darwin sejak 2009. Dia merujuk mendukung Kementerian Perhubungan membangun bandara baru, kantor Imigrasi dan Bea Cukai di Saumlaki.
"Kami menyiapkan fasilitas kantor untuk dua institusi itu sebagai bagian dari persyaratan membuka rute penerbangan internasional," katanya. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: