WE Online, Jakarta - Wakil Presiden Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahjono menjelaskan paling tidak ada tiga fase pengembangan industri di Indonesia agar memiliki daya saing yang tinggi.
"Pertama, industry attraction phase. Dalam fase ini yang dilakukan adalah menarik industri dari negara lain dan mengubah pola dari penggunaan produk impor ke produksi domestik. Pemerintah memiliki peran memberikan insentif kepada para investor yang masuk dan mengembangkan iklim untuk produksi," katanya kepada Warta Ekonomi di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Warih mengatakan fase kedua adalah industry development phase dan Indonesia masuk dalam fase ini. Dalam fase ini, imbuhnya, peningkatan daya saing menjadi kuncinya untuk naik ke level berikutnya. Ia menjelaskan produktivitas harus meningkat dan biaya harus berdaya saing untuk masuk ke tingkat internasional.
"Pemerintah memiliki peran untuk mendukung peningkatan produktivitas dengan mendorong pengembangan SDM dan melakukan transfer pengetahuan. Namun di sisi lain, pemerintah harus perlahan mengurangi perannya hingga pada saatnya industri berjalan sesuai dengan hukum pasar," paparnya.
Ia menuturkan fase ketiga adalah free trade phase. "Fase yang telah membuka diri untuk bersaing secara terbuka dengan pasar internasional," terangnya.
Mengingat posisi Indonesia tersebut, hanya ada pilihan bagi Indonesia yakni terus maju. Pasar bebas akan menjadi keniscayaan. Oleh karena itu, Indonesia harus mempersiapkan industri yang berdaya saing tinggi. Dalam industri otomotif, SDM adalah salah satu kunci untuk mencapai produktivitas yang tinggi, terlepas faktor lain seperti infrastruktur dan lingkungan bisnis yang mendukung.
TMMIN misalnya berbagai kegiatan untuk meningkatkan kualitas SDM. Antara lain Toyota Learning Center dan Toyota Indonesia Academy. Warih menandaskan bahwa Indonesia harus mampu mengembangkan aktivitas untuk meningkatkan keahlian SDM nya. Inilah yang harus menjadi identitas di Indonesia. Ia mencontohkan otomatisasi dalam pabrik tidak harus mahal. Otomatisasi dapat dimulai dengan yang simpel.
"Kalau otomation yang mahal semua orang bisa," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Arif Hatta
Editor: Cahyo Prayogo