Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hulu hingga Hilir, Begini Strategi Dekarbonisasi Versi Toyota

Hulu hingga Hilir, Begini Strategi Dekarbonisasi Versi Toyota Kredit Foto: Muhamad Ihsan
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) buka suara terkait dengan strateginya dalam mendukung gerakan dekarbonisasi di Indonesia. Hal ini sampaikan perusahaan dalam wawancara bersama Warta Ekonomi, Selasa (4/12).

Direktur Utama PT TMMIN, Nandi Julyanto mengatakan, perusahaan berkomitmen untuk terlibat aktif mencapai target pemerintah untuk dekarbonisasi sejalan dengan roadmap energy mix, net zero carbon hingga elektrifikasi sektor otomotif di Indonesia.

Baca Juga: Toyota Dampingi Industri Otomotif Lokal Miliki Kualitas Global

“Elektrifikasi Toyota memiliki tujuan dekarbonisasi, dan fokus kita (perusahaan) bersama adalah karbon,” tegasnya.

Beragam langkah diterapkan oleh perusahaan untuk mendukung langkah dekarbonisasi dalam sektor otomotif, salah satunya adalah dengan menyediakan beragam pilihan atau opsi bagi masyarakat untuk memilih kendaraan elektrik dengan bahan bakar yang menggunakan teknologi ramah lingkungan seperti Battery Electric Vehicle (BEV), Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), Hybrid Electric Vehicle (HEV), Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV), Flexy Engine, Internal Combustion Engine (ICE), LCGC, Hydrogen Internal Combustion Engine.

“Industri otomotif harus mampu memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh lapisan masyarakat Indonesia untuk turut serta berkontribusi dalam target akhir dekarbonisasi,” jelas Nandi.

Selain itu, pihaknya juga tak hanya fokus dalam menghasilkan kendaraan dengan emisi rendah saat digunakan. TMMIN turut berpikir jangka Panjang dengan menargetkan agar sumber penghasil listrik dan jalur produksi kendaraan listrik tersebut dapat menggunakan semakin banyak energi ramah lingkungan dan terbarukan.

Netralitas Karbon di sektor otomotif tak bisa dipungkiri memerlukan pertimbangan dampak lingkungan melalui penilaian Well-to-Wheel dan Life-Cycle CO2, termasuk R&D, suku cadang, produksi, penggunaan kendaraan, dan daur ulang akan mendukung dekarbonisasi untuk tercapainya netralitas karbon.

“Kita juga harus melihat lifecycle-nya mulai dari recycle material, supply chain, logistik, sales, charging station, sampai dengan dealership sehingga seluruh lapisan memiliki akses yang sama untuk menggunakan kendaraan elektrifikasi,” ujar Nandi.

Oleh karenanya, pencapaian dekarbonisasi ini tak akan bisa dilakukan sendirian. TMMIN mendukung hadirnya sinergi antara pemegang kepentingan baik akademisi, pemerintah hingga pengusaha atau industri untuk bekerja sama, salah satu yang dilakukan pihaknya adalah dengan melibatkan industri lokal dalam ekosistem produksi dari TMMIN.

Baca Juga: Produk Kualitas Tinggi, Mobil Toyota Wujud Sinergi Dua Sektor Industri

“Kami melibatkan pemasok lokal dalam mengembangkan model kendaraan listrik sesuai dengan strategi multipathway dari Toyota. Melalui strategi ini, kami bertujuan untuk bertransformasi menuju era elektrifikasi beserta rantai pasokannya (no one left behind) sekaligus mempersiapkan ekosistem total untuk elektrifikasi di Indonesia,” ungkap Nandi.

Penulis: Aldi Ginastiar
Laporan: Muhamad Ihsan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Aldi Ginastiar
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: