WE Online, Jakarta - Meskipun terjadi perlambatan ekonomi di China yang dinilai banyak meresahkan perusahaan-perusahaan asal Amerika Serikat (AS)?yang menggantungkan pasarnya pada negara tersebut, namun tampaknya ketegangan itu tidak berlaku bagi Starbucks.
Dalam sebuah konferensi pers, CEO Starbucks Howard Schultz mengatakan pasar kopi di China baru dimulai, Starbucks kini memiliki hampir 2.000 kedai kopi di hampir 100 kota di China dan berencana untuk terus meningkatkan jumlahnya. Secara keseluruhan, imbuhnya, ada?23.571 toko di seluruh dunia dan 5.743 berada di kawasan Asia-Pasifik.
"Jadi, tidak harus bingung dengan kondisi China saat ini," katanya.
Schultz juga berpendapat pemerintah China akan mencapai tujuannya dua kali lipat dari pendapatan per kapita 2010 pada pendapatan per kapita di tahun 2021 untuk menghasilkan 600 juta kelas menengah. Sementara, para ahli menilai pendapat Schultz akan benar jika pertumbuhan ekonom China bisa tumbuh dengan baik. Namun sebaliknya, pendapat tersebut akan gagal jika ekononi China terus berada pada posisi lemah.
Seperti diketahui, Organisasi Kopi Internasional memperkirakan konsumsi kopi di China telah meningkat 16% per tahun selama satu dekade terakhir.
Pada basis per kapita, konsumsi hanya 83 gram (5-6 cangkir per tahun), tapi angka itu telah melonjak di daerah perkotaan yang lebih makmur. Di Hong Kong, konsumsi per kapita telah mencapai dua kilogram (120+ cangkir per tahun) dibandingkan dengan 4,9 kilogram di Eropa dan 4,4 kilogram di AS.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: