WE Online, Paris - Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) pada Rabu (4/2/2016) mengumumkan bahwa Tiongkok telah membelanjakan lebih banyak pada riset dan pengembangan (R&D) secara absolut, daripada Uni Eropa (EU) untuk pertama kalinya pada 2014.
OECD mengatakan, Tiongkok telah menginvestasikan 2,05 persen dari PDB (produk domestik bruto) di R&D pada 2014, melewati target dua persen yang ditetapkan dalam rencana ekonomi 2006-2010. Selama periode yang sama, 28-anggota Uni Eropa rata-rata membelanjakan 1,94 persen, jauh di bawah target blok untuk menghabiskan tiga persen dari PDB pada R&D pada 2020.
Dalam hal volume dengan harga saat ini, pengeluaran untuk R&D Tiongkok setara dengan 102 persen dari total Uni Eropa, dan berdiri di 80 persen dari tingkat AS yang ditunjukkan pada statistik OECD 2013.
Menurut OECD, belanja R&D Tiongkok terus meningkat dari 0,57 persen dari PDB pada 1995. Ini melampaui Inggris pada 2011 dan Uni Eropa pada 2012, sebagai bagian dari PDB. Pengeluara R&D Uni Eropa telah meningkat secara bertahap dari 1,60 persen dari PDB pada 1995.
OECD mencatat bahwa kenaikan sembilan persen pada belanja R&D Tiongkok 2014 adalah tingkat pertumbuhan terendah dalam arti riil sejak 1996.
Data dari OECD menunjukkan bahwa Korea Selatan menghabiskan 4,29 persen dari PDB pada R&D pada 2014, diikuti oleh Israel di 4,11 persen. Di tempat ketiga, Jepang menghabiskan 3,58 persen.
Pada tahun 2014, negara-negara OECD menghabiskan rata-rata 2,37 persen dari PDB pada R&D, tidak berubah dari 2013. Pengeluaran tahunan naik 2,1 persen secara riil pada 2014 di wilayah OECD, turun dari 2,8 persen pada 2013.
Sebagian besar pertumbuhan berasal dari R&D perusaaan yang naik 2,8 persen, sementara belanja R&D di instansi pemerintah naik hanya 1,0 persen dan R& D di pendidikan tinggi tergelincir 0,2 persen. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil