WE Online, Jakarta - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan penerbitan obligasi syariah ritel atau sukuk ritel memiliki manfaat mendukung program inklusi keuangan, yang dalam jangka panjang bisa mengurangi kemiskinan dan mengatasi kesenjangan.
"Penerbitan sukuk ritel bisa menjadi salah satu cara yang efektif untuk mengurangi kesenjangan melalui penguatan pendapatan masyarakat miskin dan penyediaan akses yang setara kepada instrumen keuangan," kata Bambang saat menyampaikan pidato pembukaan seminar di Jakarta, Selasa (17/5/2016).
Dalam seminar "Sukuk untuk Pembiayaan Infrastruktur dan Strategi Keuangan Inklusi" yang menjadi bagian dari acara Sidang Tahunan Grup Bank Pembangunan Islam (IDB) ke 41 ini ikut hadir para panelis serta para pelaku keuangan syariah dari negara anggota IDB.
Bambang menjelaskan sukuk ritel memberikan kesempatan kepada investor untuk memiliki akses langsung terhadap pembiayaan pasar keuangan dan masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen yang aman.
Selain itu, penerbitan obligasi syariah ini bisa memberikan manfaat lain terkait program inklusi keuangan karena bisa mengurangi tingkat kesenjangan dan mendorong adanya kesetaraan, yang sesuai prinsip keuangan syariah.
"Prinsip keuangan syariah dengan karakteristik yang mendukung adanya inklusifitas, kesetaraan, kerja sama dan keadilan bagi semua, bisa membantu pengurangan kesenjangan diantara negara berkembang," kata Bambang.
Sedangkan, menurut dia, program inklusi keuangan merupakan agenda utama bagi negara berkembang karena bisa menjadi katalis pertumbuhan ekonomi, penyediaan lapangan kerja dan pengurangan kemiskinan.
Untuk itu, prinsip keuangan syariah yang sejalan dengan program inklusi keuangan bisa saling bersinergi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan melalui penerbitan instrumen sukuk ritel.
Hingga saat ini, pemerintah Indonesia telah menerbitkan delapan seri sukuk ritel dengan total penerbitan sebesar Rp31,5 triliun tercatat pada 2016 dengan jumlah investor yang telah mencapai 48.444 individu.
Masyarakat yang menjadi investor sukuk ritel berasal dari berbagai status sosial dan pekerjaan yang beragam, mulai dari PNS hingga ibu rumah tangga, serta letak geografis yang berbeda. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Advertisement