WE Online, Medan - Tingginya harga daging sapi di Indonesia jelang Lebaran, yang mencapai Rp 120 ribu/kg hingga Rp 140 ribu/kg menjadi sorotan utama bagi KPPU.
Di pasar tradisonal harga daging diperkirakan para pedagang akan mengalami kenaikan lagi 2 hari sebelum Lebaran. Sehingga pemerintah dengan cepat mengimpor daging beku dari Australia, dimana harganya Rp 80 ribu.kg. Hanya saja, banyak masyarakat lebih memilih membeli daging sapi lokal dibanding daging sapi beku. Dianggap kurang segar untuk jenis daging sapi beku.
Ketua KPPU M Syarkawi Rauf mengatakan, tindak kejahatan untuk harga tinggi daging sapi jangan terulang kembali seperti tahun lalu (2015). Di mana tahun lalu KPPU lakukan investigasi sebanyak 32 perusahaan penggemukan sapi menahan nahan sapi siap potong.
"Tahun lalu ada beberapa perusahaan penggemukan sapi yang melakukan penahanan daging siap potong ke RPH, seharusnya sapi siap potong 30 ekor perhari, ketika itu hanya 8 ekor perhari, wajar saja harganyapun naik berlipat lipat," katanya di Kantor KPPU Jalan Juanda Medan saat pemberian spanduk logo Sosialisasi KPPU kepada 10 tukang becak di Medan, Jumat (10/6/2016).
Ditambahkannya, mahalnya harga daging saat ini di Indonesia disebabkan harga dari perusahaan penggemukan masih tinggi. Jadi biasanyadari perusahaan penggemukan Rp 42 ribu per/kg dan untuk saat ini memang ada kenaikan Rp1.000 sehingga menjadi Rp 43 ribu/kg.
Sesampainya di RPH dikali 2 saja yaitu jadi Rp 86 ribu, di 20 persen setelah dipisahkan tulang dan lain lainnya menjadi Rp 115 ribu/kg, sehingga sampai di pedagang hargapun menjadi diatas harga modal. Ini yang membuat pemerintah mengimpor daging sapi beku karena harga lebih murah.
"Pemerintah harus cepat impor daging sapi beku, sebab jika sapi ternak memakan waktu hingga empat bulan. Dan menurunkan harga daging memang tidak bisa secepat itu sehingga solusinya adalah impor daging sapi beku, agar masyarakat tidak mengeluhkan harga daging sapi yang tinggi," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Cahyo Prayogo
Advertisement